pranala.co – Sopir ojek online alias sopir Ojol dan kurir Bontang menggelar aksi demonstrasi damai, di depan Kantor Wali Kota dan DPRD Bontang, Senin (3/10/2022).
Aksi solidaritas antar sopir se-Indonesia tersebut, diwakili lima orang. Mereka membentangkan banner seukuran 50×60 sentimeter yang diikat di bodi motor.
Terdapat lima banner yang diisi dengan lima tuntutan secara terpisah. Tuntutan pertama, meminta pemerintah untuk memperbaiki infrastrukur jalan. Kedua, mengesahkan payung hukum untuk ojek online.
Kemudian, penghapusan tarif zonasi ojek online. Keempat, revisi potongan biaya penggunaan aplikasi. Kelima, pemasangan wi-fi gratis di pangkalan ojek. Keenam, BLT bagi ojol yang terdampak kenaikan harga BBM. Terakhir, meminta kepada pemerintah untuk fokus mengatasi banjir di Bontang.
Sekira 20 menitan berdiri menyampaikan aspirasi di depan lobi kantor Wali Kota Bontang. Kemudian driver bergeser ke lobi kantor DPRD Bontang.
Ditemui saat aksi, Ketua Dewan Presidium Wilayah Garda Bontang Muhammad Ayub mengatakan, meminta pemerintah untuk memberikan perhatian kepada sopir ojol dan kurir agar tetap bisa bertahan hidup.
“Ini aksi damai. Bentuk soliditas kami sesama driver. Aksi kami hari ini mewakili teman-teman, jadi tidak ramai seperti aksi yang lain,” kata Ayub.
Terkait tuntutan, dia bilang pemerintah mesti berkolaborasi aktif demi menjamin keselamatan semua pengendara. Salah satunya terkait fasilitas jalan yang masih butuh banyak perbaikan.
Sementara, ihwal banjir tentu jadi perhatian serius. Selain mengakibatkan kerugian materi bagi masyarakat, banjir juga membuat mobilisasi driver jadi terhambat.
“Kami ini orang lapangan. Pasti butuh jalan. Akibatnya kami ini sering alami kerusakan motor. Belum lagi ancaman kecelakaan kalau jalannya rusak,” beber dia.
Menjawab tuntutan ojol, Wali Kota Bontang Basri Rase berjanji bakal mewujudkan beberapa tuntutan yang memang menjadi domain kebijakan pemerintah daerah.
Seperti pengadaan wi-fi di pangkalan ojol. Namun, hal itu masih akan dibahas lebih mendalam oleh Pemkot Bontang agar kebijakan tersebut bisa tepat sasaran.
“Tetap kami tampung. Tidak bisa seketika terealisasi, karena kami mesti buat formula kebijakannya dahulu,” jelasnya.
Sementara, ihwal pemberian BLT bagi driver ojol dapat diwujudkan dengan pemberian bantuan sopir angkot di Bontang. Saat ini, pemerintah tengah menunggu pengesahan anggaran agar BLT dapat segera didistribusi.
“Tunggu perda anggaran perubahan diketok dulu. Setelahnya, baru bisa kita lihat siapa-siapa yang berhak mendapat bantuan itu. Yang jelas kategori masyarakat tidak mampu,” jelasnya.
Para sopir ojol pun membubarkan diri sekira pukul 12.00, setelah perwakilan pemerintah menerima tuntutan masa aksi. (*)
Discussion about this post