pranala.co – Proyek pembangunan terowongan Gunung Manggah yang menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dengan Jalan Kakap, Kota Samarinda, resmi dimulai.
Tunel pertama di Pulau Kalimantan sepanjang 700 meter ini diharapkan menjadi solusi kemacetan di kawasan padat lalu lintas tersebut.
Peresmian pembangunan terowongan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun, Jumat (19/1/2023). Tunel ini akan dikerjakan selama 22 bulan dan ditargetkan rampung 2024 mendatang.
Andi Harun menjelaskan, tujuan pembangunan terowongan tersebut untuk mengurai kepadatan lalu lintas di sekitar Gunung Manggah. Selama ini, kawasan tersebut belum memiliki jalur alterrnatif untuk menangani kemacetan di ruas jalan yang menjadi pintu masuk ke Kota Samarinda.
“Panjang terowongan mencapai 700 meter dan strukturnya sekitar 400 meter menelan anggaran APBD sekira Rp 400 miliar. Inisiasi pembangunan terowongan oleh Pemda ini baru pertama kalinya karena biasanya hanya dilakukan pemerintah pusat,” ujar Andi Harun.
Menurut dia, awalnya Pemkot mempertimbangkan untuk membangun jalan layang. Namun, setelah dilakukan kajian teknis, dibutuhkan anggaran sekitar Rp700 miliar lantaran harus membebaskan lahan milik warga.
“Akhirnya kita pilih membangun terowongan karena biaya pembangunan lebih murah yakni berkisar di biaya Rp 395 miliar. Kondisi tanah di lokasi juga mendukung untuk tunel,” ungkapnya.
Dia memastikan, terowongan Gunung Manggah berbeda dengan konsep tunel yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Bentang alam terutama hutan di atas terowongan akan tetap dipertahankan. Kontur tanah dipastikan tidak berubah karena pemerintah tidak ingin merusak hutan di atasnya.
Terowongan ini, lanjut dia menjadi jalan pendekat dan pintu masuk dan keluar Jembatan Ahmad Amin yang merupakan akses penghubung menuju Ibu Kota Negara Nusatara.
Dia pun berharap semua mendukung, jangan sampai ada yang bermain di pembebasan lahan warga. (*)
Discussion about this post