Potensi pariwisata di hutan Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur memiliki pelbagai corak. Mulai dari pariwisata alam hingga artisifisial atau buatan. Satu di antara sekian potensi pariwisata alam di Kaltim adalah hamparan batu gamping yang membentuk goa alami.
Kekayaan alam ini menyimpan keindahan seperti yang ada di wilayah hutan pegunungan kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Di hutan tersebut, ada beberapa goa yang saling terhubung di sepanjang deretan pegunungan Karst di wilayah Kecamatan Sebulu. Beberapa goa saat ini telah menjadi tempat kunjungan wisatawan.
Lokasinya pun mudah dijangkau. Dua goa eksotis yaitu Goa Kelelawar dan Goa Air. Kedua goa ini berada di ketinggian sekitar 100 Mdpl. Lokasi Goa Kelelawar berjarak lebih kurang 30 km dari Kecamatan Tenggarong.
Bagi warga yang ingin menikmati keindahan Goa Kelelawar dan Goa Air, perjalanan bisa dimulai dari Kota Samarinda. Seperti Harpiah, warga Samarinda yang datang bersama keluarganya pada Rabu 13 Januari 2021.
Menurut Harpiah, goa-goa alami itu berada di puncak bukit. Beberapa goa lainnya berada di kaki bukit dan kawasan lembah. Harpiah menyatakan, masyarakat sudah sejak lama mengetahui keberadaan goa-goa tersebut. Namun, tidak semua pernah ditelusuri dan seluruh goa juga belum pernah diberi nama.
“Kalau dilihat potensi goanya ini sendiri luar biasa. Masih banyak stalagmit yang meneteskan air. Selain itu, di dalam tadi masih banyak serangga yang sebenarnya ini adalah satwa lokal yang mungkin di luar kita tidak bisa temui,” ujar Harpiah, yang juga merupakan mahasiswa IAIN Samarinda ini.
Harpiah mengawali perjalanan eksplorasi goa dari Goa Kelelawar. Goa ini berada di balik pepohonan dengan kondisi jalan menurun yang cukup curam dengan lebar mulut goa sekitar 8 meter. Di depan mulut gua, terdapat sebuah batu dengan ketinggian 1.5 meter. Goa Kelelawar ini memiliki panjang 1 kilometer.
Pada bagian dalam, goa sangat luas dan terdapat begitu banyak kelelawar yang bergelantungan di langit-langit goa yang menyajikan pemandangan stalagtit dan stalagmit batu kapur.
Tak jauh dari Goa Kelelawar menuju ke kaki bukit, warga pengunjung dapat melihat goa kedua yang berada sekitar 200 meter. Di dekat mulut goa yang sangat luas, aliran air terdengar sangat kencang dari radius 100 meter.
Pengunjung pun dapat mencium bau menyegat yang keluar dari dalam gua. Aroma yang tercium ini khas kotoran kekelawar yang jumlahnya mencapai ribuan ekor yang bersarang di dalam goa.
Kondisi goa yang dikenal dengan Goa Air ini semakin menarik saat mata pengunjung di manjakan dengan hamparan batu stalagmit atau deretan batu kapur yang menempel pada langit-langit goa.
Para pengunjung bisa lebih semangat untuk menjelajahi goa dengan suara aliran sungai terdengar sangat kencang. Hamparan batu yang tersusun rapi dan dilapisi lumut di dalam goa menambah rasa ingin tahu para pengunjung untuk menaikinya.
Ciri goa ini memiliki aliran sungai berbatu di tepinya. Pengunjung juga bisa menelusuri hingga ke ujung goa dan dapat melihat aliran sungai di antara bebatuan alam yang terbentuk sempurna. Sungai tersebut diyakini warga setempat bermuara di Sungai Mahakam.
Warga Kukar, Riyanto mengatakan, goa ini membuktikan bahwa Kutai Kartanegara masih menyimpan berbagai misteri berupa belasan goa batu yang sebagain besar belum pernah ditelusuri keberadaanya.
Riyanto berharap agar goa ini mendapatkan sentuhan penataan dari pemerintah agar mampu menjadi tujuan wisata alam dan menjadi penggerek perekonomian warga dan sumber pemasukan desa.
“Goa ini dialiri oleh anak sungai dan ada sumber air, sumber air ini bermuara ke mahakam. Jka melihat potensinya ini sangat besar sekali dan jika dikelola dengan baik dan ditata oleh pihak desa, maka bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” ujar Riyanto. (Jie/ks/id)
Discussion about this post