pranala.co – Harga emas melambung tinggi selama pandemi Corona. Pelaku pasar mencari aset aman alias safe haven di tengah ketidakpastian dan keterpurukan ekonomi dunia.
Menurut Kepala Butik emas Antam Balikpapan, Sutaji permintaan logam mulia, khususnya Antam di wilayah Kalimantan Timur terus mengalami kenaikan, apabila dibandingkan dengan tahun lalu. Dia mengungkapkan, untuk tahun ini rata-rata per bulan pihaknya mampu menjual 12-14 kilogram.
“Sempat tidak mencapai target pada awal pandemi. Pada bulan April dan Mei, di mana saat itu penjualan hanya sekitar 9 kilogram,” ujarnya, Selasa [22/12/2020].
Kendati demikian, transaksi penjualan mulai menunjukkan kenaikan pada bulan Juni hingga Desember 2020. Menurutnya, naiknya permintaan karena konsumen mulai memilih emas sebagai investasi jangka panjang. Bahkan, konsumen berani mengalihkan asetnya ke investasi emas.
Alasannya, lanjut Sutaji, karena emas tidak tergerus inflasi. Sehingga logam mulia ini dapat menjadi komoditi untuk dana tidak terduga maupun jangka panjang. Masyarakat yang sadar akan hal ini juga makin menunjukkan tren positif.
Walau harga logam mulia mengalami kenaikan, permintaan dari konsumen tetap meningkat. Pada tahun lalu, realisasi penjualan butik emas rata-rata per bulannya mencapai 11 kilogram. “Tahun ini target kami 12,5 kg. Dan target itu sudah melampaui,” ungkapnya.
Angka ini disumbang oleh konsumen ritel. Sisanya permintaan datang dari perusahaan untuk suvenir. Adapun permintaan costumer rata-rata adalah dengan satuan kecil atau di bawah 5 gram. Karena harga dapat dijangkau semua kalangan.
Pembeli untuk wilayah Kalimantan Timur merata di kabupaten dan kota, namun didominasi oleh Kota Balikpapan dan sekitarnya.
“Kaltim khususnya Balikpapan pembeli banyak individu. Pembeli hampir semua kabupaten, tapi paling banyak Kota Balikpapan dan sekitarnya. Samarinda, Bontang, Paser, PPU, Kukar,” ucapnya dilansir dari kaltimtribunnews. [tk]
Discussion about this post