DINAS Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim buka-bukaan soal penyebab meroketnya harga telur ayam beberapa pekan terakhir.
“Harga telur ayam di sejumlah daerah di Kaltim naik karena beberapa alasan,” kata Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan DPTPH Kalimantan Timur Amaylia Dina, Rabu (24/5/2023).
Penyebab pertama, kata Dina, karena banyaknya warga yang menggelar syukuran menjelang berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah.
Kedua, sepanjang Syawal atau setelah Hari Raya Idulfitri, banyak umat Islam yang menggelar halal bihalal. Penyebab ketiga adalah karena menjelang Hari Raya Iduladha.
Untuk perubahan harga tersebut setidaknya dapat dilihat dari pekan kedua Mei dengan harga rata-rata telur ayam senilai Rp 36 ribu per kilogram (kg).
Kemudian pada pekan ketiga Mei naik tipis menjadi rata-rata Rp 36.373 per kg atau terjadi kenaikan 1,05 persen. “Sebelumnya atau pada pekan terakhir April, harga telur ayam rata-rata senilai Rp 35.798 per kilogram,” sebutnya.
Selanjutnya pada pekan pertama Mei naik menjadi Rp36.361 per kg atau mengalami kenaikan 1,57 persen. “Namun di pekan kedua Mei turun menjadi Rp 36 ribu per kg,” beber Dina.
Meski terjadi kenaikan, Dina berpesan kepada masyarakat tidak perlu cemas, karena hal ini hanya bersifat sesaat di momen tertentu yang membuat warga mengadakan acara.
Apalagi telur ayam yang dikonsumsi warga Kaltim sebagian besar merupakan produksi dari peternak lokal. Jadi, tidak perlu dirisaukan karena produksinya rutin dari peternakan ayam.
Bahkan jika kurang pun, pemda bersama agen secara berkala akan mendatangkan telur dari luar daerah.
“Untuk stok telur telur ayam saat ini mencapai 9.564 ton, sedangkan tingkat kebutuhan konsumsi warga Kaltim sebanyak 3.565 ton per pekan sehingga masih cukup untuk kebutuhan hingga tiga pekan,” ujar Dina. (*)
Discussion about this post