BONTANG, pranala.co – Menjelang Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah, Komisi II DPRD Bontang meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal itu disampaikan Ketua Komisi II DPRD Bontang, Rustam.
Kata dia, berdasarkan hasil laporan dari Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani hal tersebut, hewan yang masuk ke Kota Bontang telah dicek dan dijamin kesehatannya oleh petugas.
Apalagi, penyakit ini pada dasarnya juga tidak terlalu berdampak ke manusia. Penularannya hanya dari hewan ke hewan.
“Imbauannya, kalau sudah dapat daging kurban jangan dicuci. Langsung direbus,” kata Rustam.
Diakuinya, dampak dari wabah PMK ini stok sapi dan kambing di Bontang menjadi berkurang. Sejumlah pedagang memilih tidak menyetok terlalu banyak, khawatir barang dagangannya tak laku.
Alhasil, harganya pun ikut melambung. Selisihnya bisa mencapai Rp 2-5 juta per satu ekor sapi, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Rustam berharap, stok yang ada, tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin berkurban.
DKP3 Bontang hingga kini terus memantau dan memastikan setiap hewan kurban yang masuk ke Bontang. Kebanyakan hewan kurban dikirim dari pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sedangkan untuk dari pulau Jawa tidak diperbolehkan dikarenakan sedang lockdown alias zona merah wabah PMK. Dikutip dari laman siagapmk.id, Kaltim, Sulawesi dan NTT dinyatakan zona hijau penularan PMK.
Kendati begitu, prosedur karantina sebelum dan setelah hewan datang, tetap harus dilakukan sebagai langkah antisipasi. Bahkan durasinya lebih panjang dari biasanya.
DKP3 juga membuka posko pengaduan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) apabila menemukan gejala PMK pada hewan. (ADS/bms)
Discussion about this post