PERMASALAHAN Stunting sedang menjadi konsen pemerintah saat ini, tak terkecuali di Bontang, Kalimantan Timur.
Lewat berbagai perangkat dan sinergi dengan berbagai stakeholder, Pemkot Bontang terus berkomitmen memerangi stunting dengan cara menurunkan jumlah kasusnya, serta mencegah terjadinya penambahan kasus.
Bidang Ketahanan Pangan (Ketapang), Dinas Ketahanan Pangan Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang turut ambil bagian dalam upaya pencegahan stunting.
Salah satunya dengan mengedukasi pelajar Bontang terkait memilih bahan pangan yang aman dan bergizi untuk dikonsumsi. Selain itu, juga dikenalkan ciri-ciri dan bahaya pencemaran pada pangan.
Harapannya, peserta didik yang merupakan generasi muda bangsa, sejak dini sudah memiliki pengetahuan dan menjadi konsumen cerdas dalam memilih pangan yang aman.
“Kami gencarkan sesialisasi ke sekolah-sekolah. Harapan kami, semoga mereka (siswa) bisa menjadi kader keamanan pangan nantinya. Mereka juga bisa mengedukasi di keluarga dan lingkungan mereka,” ucap Fahrudin Nor, Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian DKP3 Bontang, saat ditemui di sela-sela memberikan sosialisasi di MTs Alam Al-Hafidz, Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Belimbing, Kelurahan Bontang Barat, Kamis (20/7/2023).
Pemilihan bahan pangan yang salah, sambung Fahrudin, bisa berakibat fatal. Apalagi bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dikhawatirkan dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya.
Salah satunya berpotensi mengidap gejala stunting. Untuk itu, perlunya sosialisasi dan edukasi ini, agar generasi muda memiliki bekal pengetahuan untuk memilih mana pangan yang terkategori aman, mana yang tercemar.
“Cemaran itu bisa secara fisik, kimia, maupun cemaran biologi. Selain itu, juga terdapat tambahan pangan yang dilarang. Seperti formalin, boraks, atau pewarna taabahan yang berbahaya,” urainya. (*)
Discussion about this post