KASUS malaria masih jadi momok bagi warga Bontang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kaltim, angka positif malaria selama tiga bulan belakangan ini mencapai 81 kasus. Data itu terambil dari jumlah suspek 106. Kemudian dilakukan pemeriksaan dengan angka yang sama.
“Bontang merupakan urutan kelima dengan kasus terbanyak terhitung tiga bulan terakhir,” terang Kepala Dinas Kesehatan Bontang drg Toetoek Pribadi Ekowati.
Posisi pertama dipegang Kutai Timur (Kutim) dengan total kasus 233. Disusul Berau 204 kasus, PPU 153 kasus, dan Paser 90 kasus. Data angka kesakitan malaria yakni 1,16. Sehingga tergolong endemis sedang. Sesuai klasifikasi untuk kategori itu yakni nilai annual parasite incidence 1-5 per seribu penduduk.
“Angkanya tinggi karena Bontang berbatasan langsung dengan Kutim yang merupakan daerah endermis dengan kasus terbanyak,” sebutnya.
Ia menyebut warga harus memiliki kewaspadaan terhadap gigitan nyamuk malaria. Khususnya di waktu 06.00 hingga 18.00. Langkah menghindari gigitan dapat berupa tidur dalam kelambu, bila keluar rumah pada malam hari upayakan memakai pakaian panjang, menyemprot ruangan dengan obat anti nyamuk, olesi tubuh dengan obat anti nyamuk.
Serta pasang kawat kasa pada jendela, jauhkan kandang ternak dari tempat tinggal, timbun genangan air, menebarkan ikan pemakan jentik, dan tidak menggantung pakaian yang bebas pakai.
Diketahui nyamuk malaria ini berkembang biak di kawasan genangan air. Mulai dari rawa-rawa, lagun, muara sungai, tambah, saluran irigasi, persawahan, dan mata air. (*)
Discussion about this post