PRANALA.CO, Samarinda – Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,54 persen pada November 2024, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,60. Angka ini menunjukkan tren penurunan dibandingkan Oktober 2024, di mana inflasi y-on-y tercatat sebesar 1,75 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana, mengungkapkan bahwa penurunan inflasi ini mencerminkan stabilisasi harga di beberapa sektor kunci. “Inflasi yang lebih rendah pada November ini menunjukkan hasil dari upaya pengendalian harga di tingkat regional,” ujar Yusniar dalam keterangan resmi, Senin (2/12/2024).
Jika dirinci berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi sebesar 1,54 persen didorong sejumlah sektor: Makanan, minuman, dan tembakau mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,40 persen, dipicu oleh fluktuasi harga bahan pokok tertentu.
Sementara, pakaian dan alas kaki mengalami kenaikan indeks sebesar 2,23 persen. Di bidang kesehatan: Menjadi salah satu penyumbang terbesar dengan inflasi 5,27 persen. Lalu, untuk perawatan pribadi dan jasa lainnya menunjukan kenaikan signifikan hingga 5,96 persen.
Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi adalah penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,95 persen, serta rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,45 persen.
Namun, beberapa kelompok pengeluaran mencatat penurunan indeks, di antaranya: perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun sebesar 0,32 persen. Sedangkan transportasi mengalami deflasi 1,05 persen, sebagian besar akibat penurunan biaya bahan bakar. Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan alami penurunan sebesar 0,56 persen.
Dari empat kabupaten/kota yang menjadi cakupan IHK, seluruhnya mengalami inflasi y-on-y. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Berau sebesar 3,14 persen, disusul oleh Kota Samarinda (1,51 persen), Kota Balikpapan (1,19 persen), dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang mencatat inflasi terendah sebesar 0,90 persen dengan IHK 106,02.
Secara month-to-month (m-to-m), Kalimantan Timur mencatat kenaikan indeks harga sebesar 0,08 persen pada November 2024. Sementara itu, inflasi year-to-date (y-to-d) dari Januari hingga November 2024 tercatat sebesar 1,16 persen.
Meskipun inflasi November lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, Yusniar menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga di sektor-sektor utama. “Kami akan terus memantau pergerakan harga di tingkat konsumen, khususnya pada komoditas yang sensitif terhadap inflasi,” katanya.
Stabilitas inflasi ini diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat sekaligus menciptakan kondisi ekonomi yang lebih kondusif bagi pengembangan Kaltim sebagai salah satu pusat ekonomi nasional. Dengan perencanaan strategis dan kolaborasi lintas sektor, Kalimantan Timur optimistis menjaga tren positif ini hingga akhir tahun. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post