PULUHAN tenaga kesehatan (nakes), termasuk dokter dan perawat di Kaltim terpapar virus corona atau COVID-19. Maklum saja para petugas medis ini merupakan garda terdepan dalam menghadapi wabah tersebut dalam lima bulan terakhir.
“Iya memang begitu risikonya dengan pertambahan kasus, kemungkinan terpapar akan semakin besar juga,” ujar dr Nataniel Tandirogang, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, Senin (3/8).
Kasus petugas medis terpapar virus corona bukan kali pertama di Kaltim. Dari catatan IDN Times, kasus paling awal terjadi pada 14 Juli 2020 lalu. Kala itu 19 tenaga medis dari RSUD Inche Abdoel Moeis terkonfirmasi corona, seluruh pelayanan di rumah sakit daerah itu tutup sementara. Lalu menyusul Paser pada 18 Juli 2020. Satu nakes dari klinik di Kecamatan Batu Sopang terkonfirmasi positif corona.
Kemudian seorang perawat di RSUD Ratu Aji Putri Botung Kabupaten Penajam Paser Utara juga terkonfirmasi positif COVID-19 pada 21 Juli. Akibatnya, 54 nakes lain yang kontak erat dengan perawat tersebut dikarantina.
Lalu Samarinda, 28 Juli 2020, sebanyak 6 nakes terpapar COVID-19, dua hari kemudian jumlahnya bertambah menjadi 21 orang. Terakhir pada 30 Juli 2020 lalu, ada 14 tenaga kesehatan (nakes) RSUD Beriman Balikpapan terkonfirmasi positif virus corona atau COVID-19. Akibatnya UGD RSUD Beriman ditutup sementara.
“Sejumlah faktor menyebabkan petugas medis terpapar virus corona. Mulai dari kedisiplinan nakes menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bertugas, kejujuran pasien hingga kondisi yang sukar dihindari,” urai Nataniel.
Lebih lanjut dijelaskannya, nakes yang tertular COVID-19 berkaitan dengan disiplin. Pasti berkaitan dengan ketaatan nakes, baik itu dokter maupun perawat saat berhadapan langsung dengan virus. APD adalah proteksi wajib, tak boleh luput. Jika abai, akibatnya fatal.
Selanjutnya kejujuran pasien. Ini juga merupakan hal krusial. Bila pasien tak menceritakan riwayat perjalanan hingga rekam medis maka yang jadi korban adalah nakes. Lebih-lebih yang diperiksa suspect tanpa gejala.
“Terakhir ialah kondisi yang tak bisa dihindari. Perawat dan dokter juga manusia. Bisa rasakan lelah. Tapi harus ingat, ketika capek jangan lengah dan lupa dengan protokol kesehatan,” tegasnya.
Sejak Juni hingga sekarang, kasus positif COVID-19 di Kaltim terus menanjak naik. Kini akumulasi menjadi 1.516 kasus atau terjadi peningkatan 412 persen dari jumlah kasus pada 1 Juni yakni 296. Itu sebab Nataniel meminta para tenaga medis selalu bersiap.
Pasalnya, tren kasus penambahan kasus positif baru belum berhenti. Beban kerja pasti bertambah. Ini juga yang jadi alasan positif COVID-19 namun tanpa gejala disarankan isolasi mandiri di rumah. Cukup pasien dengan gejala saja yang karantina di rumah sakit.
“Mari saling menjaga. Caranya, taat protokol kesehatan. Pakai masker, hindari kerumunan dan rajin cuci tangan,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post