pranala.co – Dua masalah utama yang selalu menyelimuti ketersediaan dan penyaluran (pendistribusian) pupuk bersubsidi di daerah. Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim) memetakan permasalahannya meliputi kuota serta proses distribusi pupuk.
“Kuota dan tidak sampainya distribusi, ini masalah utamanya. Dan selalu itu-itu aja,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim HM Sa’bani saat Rapat Koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) se Kalimantan Timur Tahun 2021 di Hotel Gran Senyiur Balikpapan dalam akun Instagram Pemprov Kaltim, Kamis 23 September 2021.
Guna mengantisipasi terulang dan selalu terulang permasalahan kuota dan distribusi, Ketua KPPP Kaltim ini menegaskan perlu tata kelola yang lebih baik dan selalu dilakukan evaluasi, selain pengawasan dan transparansi.
Di tingkat petani dan kelompok tani, lanjut Sa’bani, harus tetap dan selalu diberikan pembinaan agar memiliki kemampuan menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) yang baik.
Sedangkan di tingkat kabupaten dan kota (pemerintah daerah), khususnya dinas pertanian atau yang membidangi pertanian, harapnya, harus mampu memprediksi berapa jumlah produksi yang ingin dicapai jenis tanaman apa luasan lahannya berapa, serta sistem tanamnya bagaimana.
“Harus diprediksi, sehingga diketahui pupuknya berapa banyak diperlukan. Juga, pestisida untuk membunuh hama atau serangga,” ungkapnya.
Sementara, Kementerian Pertanian (Kementan) mengusulkan agar kapasitas produksi pabrik pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) ditambah untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Hitungan Kementan, kebutuhan pupuk tahun 2021 sebanyak 22,57 juta sampai 26,18 juta ton dengan nilai mencapai Rp63-65 triliun untuk 17,05 juta petani di 34 propinsi, 484 kabupaten dan 6.063 kecamatan. Namun, jumlah anggaran subsidi pupuk yang bisa pemerintah sediakan hanya sebanyak Rp25,27 triliun atau 9 juta ton pupuk atau 37% dari kebutuhan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan hal itu saat melakukan kunjungan ke PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) guna memastikan stok dan meningkatkan kapasitas, serta kualitas pupuk untuk peningkatan produktivitas komoditas pertanian.
“Tidak ada tanaman tanpa pupuk, dan pertanian itu ada karena pupuknya. Saya siap membantu Pupuk Kaltim untuk menambah kapasitas produksi dan kualitas pupuk,” katanya di Bontang, Kaltim, Jumat (10/9) lalu.
Oleh karena itu, kata SYL, pihaknya akan melakukan diskusi bersama Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) terkait kebutuhan dalam menambah kapasitas pupuk, salah satunya lewat subsidi gas murah.
“Hari ini (Jumat, Red.), saya bersama Direktur Utama (Dirut) Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim memastikan bahwa stok pupuk tersedia dan secara bertahap kapasitas pupuk kami tingkatkan. Dengan begitu, kebutuhan pupuk bagi petani terus kita penuhi,” ujarnya.
Seperti diketahui, pupuk memiliki peran strategis sebagai penentu keberhasilan produksi, yang ujung untuk mencapai swasembada pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.
“Tahun depan kami capai swasembada, maka intervensi pupuk harus tinggi. Stok pupuk harus 14 juta ton-15 juta ton. Dengan disertai varietas yang bagus dan pelatihan, maka saya yakin produksi pertanian akan naik,” katanya.
Mentan menekankan peranan penting industri pupuk, khususnya PT Pupuk Kaltim, agar bangsa bisa tumbuh dan tangguh dengan mewujudkan kemajuan sektor pertanian.
Terlebih, kata Mentan, Indonesia merupakan negara keempat terbesar di dunia. Dengan demikian, pengembangan sektor pertanian ke depan tidak boleh salah dan berspekulasi.
Untuk mencapai sektor pertanian yang maju, maka dibutuhkan sinergi dan kerja keras dengan menggunakan teknologi modern. Hal ini termasuk menyiapkan pupuk dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin.
Untuk diketahui, upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi beras melalui berbagai program terobosan telah mencatatkan keberhasilan. **
Penulis: Junaidi
Discussion about this post