PRANALA.CO, Samarinda – Keheningan malam di Dermaga Mahakam Ulu, Sungai Kunjang, Samarinda, seketika berubah saat sesosok tubuh ditemukan mengambang di buritan KM Berkat Hikmah. Tubuh itu adalah Ri (13), remaja yang selama dua hari dicari setelah tenggelam di Sungai Mahakam, akhirnya ditemukan Selasa malam, 5 November 2024.
Kabar ini pertama kali mencuat dari laporan seorang warga yang melihat sosok tubuh mengambang di dekat kapal yang sedang bertambat. Dengan cepat, laporan diterima tim gabungan pencarian, yang telah menyusuri sungai selama dua hari terakhir.
Basarnas, kepolisian, dinas pemadam kebakaran, dan para relawan telah bekerja keras, berharap menemukan pelajar 13 tahun itu dalam keadaan selamat, meski akhirnya takdir berkata lain.
Ri hanyalah seorang pelajar SMP Negeri 10 Samarinda yang menikmati waktu sore bersama teman-temannya. Bersama empat rekannya, ia berenang di Sungai Mahakam, tak jauh dari Dermaga Mahakam Ulu.
Namun, apa yang dimulai sebagai momen kebahagiaan berakhir tragis. Korban terseret arus sungai yang mendadak deras, sementara teman-temannya menyaksikan kejadian itu dalam keterkejutan dan ketidakberdayaan.
Pihak keluarga dan masyarakat di sekitar lokasi segera berusaha memberi bantuan, namun arus sungai yang kuat membuat pencarian lebih sulit. Bagi keluarga Ri, setiap jam adalah detik penuh kecemasan, menanti kabar sang anak yang hilang di antara derasnya arus Mahakam.
Riqi, Koordinator Basarnas Kantor SAR Samarinda, memberikan konfirmasi terkait penemuan korban. Usai ditemukan, tim SAR gabungan segera mengevakuasi tubuh korban dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie untuk dilakukan visum.
“Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, sekitar 100 meter ke arah ulu, tepat di buritan KM Berkat Hikmah,” ujarnya.
Di lokasi penemuan, suasana diliputi keheningan. Masyarakat, yang selama dua hari telah memantau proses pencarian, tampak tak mampu menyembunyikan rasa duka saat melihat sosok Ri dibawa tim SAR. Hati mereka tersentuh, seolah peristiwa ini menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai di balik derasnya Sungai Mahakam.
Satuan Polairud Polresta Samarinda, yang menangani kasus ini, bergerak cepat menangani proses evakuasi sesuai prosedur. Jenazah kini telah diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.
Sementara itu, pihak kepolisian akan melanjutkan penyelidikan untuk memastikan tidak ada unsur kelalaian atau pidana yang terlibat dalam kejadian tersebut.
Peristiwa tenggelamnya pelajar ini bukanlah kejadian pertama di Sungai Mahakam. Banyak keluarga yang sebelumnya juga harus merasakan kehilangan akibat derasnya arus sungai yang tak terduga. Kejadian ini adalah peringatan keras bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama saat berenang di sungai besar tanpa pengawasan. (*)
*) Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post