pranala.co – Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang menyatakan cakupan imunisasi difteri untuk pelajar di sekolah swasta lebih rendah dibandingkan sekolah negeri.
Kepala Diskes Bontang, drg Toetoek Pribadi Ekowati menyatakan faktor yang mempengaruhi cakupan imunisasi difteri untuk pelajar di sekolah swasta lebih rendah ialah adanya resistensi orang tua terkait anaknya tidak boleh divaksin.
“Ini persoalannya. Kami akan melakukan edukasi secara kontinyu agar ini dipahami,” terang Toetoek.
Saat ini tercatat kisaran enam ribu anak belum lengkap dosis imunisasi difteri. Empat ribu itu berstatus sebagai pelajar, sisanya masuk klasifikasi balita. Diskes pun melakukan pelacakan terhadap siswa yang demikian. Untuk mendapatkan identitas nama dan alamat tinggalnya.
“Setelah ketemu nanti akan disalurkan imunisasi difterinya,” sebutnya.
Peran Dinkes melalui puskesmas ialah mengajak gerakan masyarakat hidup sehat. Dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Termasuk di dalamnya ialah melakukan vaksinasi. Setelah sepekan akan melakukan pelacakan. Vaksinasi terpusat akan digeber selama sebulan.
Petugas akan berkunjung ke tiap sekolah untuk menyasar siswa yang belum lengkap dosis vaksin difteri. Secara umum cakupan tiap anak untuk vaksin difteri harus menyentuh lima kali. Rencananya sasaran Dinkes ialah balita hingga 12 tahun.
“Untuk balita kami akan lakukan vaksinasi di Posyandu. Sesuai dengan jadwal masing-masing. Sekolah pun demikian, agendanya tiap satuan pendidikan berbeda,” jelasnya.
Orang tua pun tidak perlu khawatir. Sebab efek samping dari imunisasi ini sangat kecil. Bahkan cenderung tidak ada. Diketahui kasus difteri ditemukan di Bontang pada akhir tahun lalu. Tercatat lima kasus positif yang pasien harus mendapatkan perawatan. Saat ini seluruh pasien sudah dinyatakan sembuh. (*)
Discussion about this post