PRANALA.CO – Pemkot Bontang akhirnya menetapkan besaran bantuan langsung tunai (BLT) untuk masyarakat Bontang yang terdampak pandemi. Satu kepala keluarga nantinya akan mendapat uang tunai sebesar Rp 250 ribu.
Wali Kota Bontang, Basri Rase menyebut jumlah itu memang dinilai kecil dari kebutuhan masyarakat. Namun, hal itu ia sebut sudah sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
“Ada pertimbangan-pertimbangan kenapa besaran BLT hanya Rp250 ribu,” kata Basri kepada wartawan ditemui baru-baru ini.
Ia mengungkapkan bahwa persediaan dana untuk penanganan Covid-19 tidak seperti dulu. Sehingga penambahan jumlah bantuan seperti tahun lalu juga sulit dilakukan,
“Tahun lalu kebijakan refocussing anggaran mencapai 50 persen (dari total APBD) kalau sekarang hanya 8 persen saja,” lanjutnya.
Dia juga mengaku, banyak pos anggaran yang harus dipangkas akibat kebijakan dari pusat. Belum lagi kebutuhan lain yang juga harus diperhatikan.
Misalnya untuk insentif tenaga kesehatan (nakes) yang menunggak sejak beberapa bulan lalu. Basri bilang belanja untuk tenaga kesehatan itu juga akan dibebankan dari APBD Bontang.
“Dulu insentif nakes pusat yang bayar, sekarang kita,” katanya lagi.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, Abdu Safa Muha mengatakan, bantuan tunai itu diupayakan agar tepat sasaran.
Pihaknya memprioritaskan penerima dari masyarakat yang belum menerima bantuan lain. Misalnya penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH), BST, dan bantuan lain yang bersumber dari APBD/APBN. Katanya, pemerintah ingin agar bantuan bisa merata diterima semua kelompok yang membutuhkan.
“Jangan sampai sudah mendapat bantuan lembaga pemerintah lain, asasnya pemerataan,” ungkapnya.
Namun, jika jumlah bantuan masih berlebih akan dibagikan ke mereka juga. “Artinya yang belum yang diutamakan,” ujarnya.
Sementara untuk teknis penyaluran, kata Safa, saat ini ada dua opsi yaitu melalui kelurahan atau mengantar langsung ke rumah warga. “Dinsos menyesuaikan, mau door to door atau ke kelurahan,” ungkapnya.
Dirinya berharap dalam penyaluran bantuan tidak memicu kerumunan. Rencananya, saat pembagian bakal menggunakan jadwal per RT.
“Nanti akan kami pertimbangkan opsi yang terbaik, asalkan tidak berkerumun,” tutupnya. (*)
Discussion about this post