JUMLAH pasien terkonfirmasi positif Corona di Kota Bontang belum alami penambahan. Masih 1 orang dari klaster KPU. Sedangkan 1 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih menunggu hasil pemeriksaan kedua.
Berdasar data Gugus Percepatan Covid-19 Bontang per Rabu (1/4); orang berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) bertambah 2 orang. Total ODP Bontang menjadi 44 orang. Sedangkan 6 orang sudah selesai pemantauan dan 38 orang lagi masih menjalani isolasi mandiri.
Sementara, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni terus mengingatkan kepada warga yang baru datang dari berpergian luar kota untuk segera melapor. Serta ODP patuh terhadap protokol kesehatan untuk karantinan mandiri perlu didukung, bukan diberi stigma sebagai sumber penularan. Dengan demikian kepatuhan mereka menjadi tanggung jawab kita bersama.
“Para ODP perlu dimonitoring ketat dan bukan justru menimbulkan stigma negatif yang bisa menimbulkan keresahan. Perlu juga kesadaran diri warga untuk melapor ke call centre melalui telpon, WA 0811-5407-119 atau link https://bit.ly/covidbontang ,” paparnya usai Rapat Koordinasi melalui Video Conference di Pendopo, Rabu (1/4) siang.
Neni berujar, rapat koordinasi bersama seluruh Forkopimda, perangkat daerah, lurah, perusahaan, perbankan, serta sektor swasta lainnya memetik poin-poin penting. Antara lain; seluruh bantuan yang dilakukan perusahaan dan sektor swasta lainnya akan dikonsentrasikan pada upaya penanganan COVID-19.
“Jadi kami juga meminta seluruh kontribusi perusahaan dan sektor swasta lain diharapkan terkoordinasi satu pintu melalui Gugus COVID-19, Posko PSC Jalan A Yani RT 11, Kelurahan Api-Api, Bontang,” papar Neni.
Lalu, Neni pun sudah meminta kepada seluruh rumah sakit di Bontang untuk bersedia menampung pasien Covid-19 jika terjadi out break kasus Covid-19 di Kota Bontang dan RSUD Taman Husada Bontang tak mampu menampung pasien, maka akan ada RS yang ditunjuk menjadi RS penanganan COVID-19 lainnya.
“Kalau dari kesanggupan secara sarana dan sumber daya, RS PKT dan RS Badak. Dua RS ini siap saja. Tapi selanjutnya akan ditinjau tim,” tambah Neni.
Positif COVID-19 di Kaltim Bertambah jadi 21 Orang
Dalam hitungan hari angka penyebaran virus corona di Kaltim kembali bertambah, kini jumlahnya 21. Dengan kata lain, ada penambahan 1 kasus di Benua Etam–sebutan lain Kaltim.
“Penambahan kasus baru ini berasal dari Kutai Kartanegara,” ucap Pelaksana tugas Kepala Diskes Kaltim, Andi M Ishak dalam keterangan persnya pada Rabu (1/4) petang di gedung serba guna Diskes Kaltim, Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda Ulu
Dia menambahkan, detail kasus positif di Kutai Kartanegara ini ialah perempuan, 37 tahun dan dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit. Pasien positif baru ini merupakan peserta sidang sinode tahunan pada 26-29 Februari 2020, ia masuk dalam klaster sinode.
Pada 13 Maret 2020 lalu sempat ke Jakarta, tiga hari kemudian dia berobat ke salah satu fasilitas kesehatan. Namun diagnosisnya negatif, pada 19 Maret kembali ke Tenggarong, Kutai Kartanegara lalu melakukan karantina mandiri.
“Pada 26 Maret keluhan tak menghilang kemudian ke rumah sakit (RSUD AM Parikesit) dan langsung diisolasi. Hari ini keluar positif hasil tes swab-nya,” pungkasnya.
Tiga Klaster Utama Penyumbang Kasus
Hingga saat ini Dinas Kesehatan (Diskes) Kalimantan Timur masih fokus dengan tiga klaster utama untuk menelusuri penyebaran virus corona di 10 kabuapaten/kota di Kaltim.
Dua klaster berasal dari Bogor, Jawa Barat, yakni klaster antiriba dan klaster sinode sementara yang ketiga ialah klaster KPU. Ada pun saat ini Kaltim juga melacak peserta kegiatan Ijtima Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan yang semula direncanakan 19-22 Maret 2020, namun batal. Total peserta asal Kaltim sebanyak 1.642 orang.
“Total (positif virus corona) saat ini 21 kasus. Sebagian besar berasal dari tiga klaster, termasuk pasien positif yang baru yang berasal dari Kukar (Kutai Kartanegara), ” ujar Pelaksana tugas Kepala Diskes Kaltim, Andi M Ishak dalam keterangan persnya pada Rabu (1/4) petang di gedung serba guna Diskes Kaltim, Jalan Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda Ulu.
Dari 21 kasus di Kaltim yang terlibat dengan 3 klaster tersebut berasal dari sejumlah daerah. Pertama klaster antiriba dengan 5 pasien positif, 1 diisolasi di Samarinda dan 4 dirawat di Balikpapan, lalu klaster KPU ada 2 orang positif, 1 dirawat di Kukar, lainnya di Bontang. Setelah itu ada klaster sinode dengan 3 pasien positif, 2 ditangani oleh Kukar sisanya Bontang.
Lalu, 11 kasus lainnya, mayoritas punya riwayat perjalanan luar daerah dan negeri. Khusus 1 kasus positif yang meninggal pernah mengikuti kegiatan ijtima di Gowa. (id/ma)
Discussion about this post