pranala.co – Meski secara data jumlah pendonor Bontang terendah di Kaltim, namun kebutuhan untuk kantong darah di Kota Taman diklaim aman. Hal itu disampaikan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Bontang, Neni Moerniaeni.
Rata-rata per bulannya, PMI Bontang memperoleh 350 kantong darah dari pendonor sukarela. Wanita yang akrab disapa bunda itu menyampaikan, rendahnya jumlah pendonor di Bontang dibandingkan daerah lain di Kaltim, lantaran faktor jumlah penduduknya yang juga sedikit.
Sedangkan untuk setahun, terkumpul sekitar 3.500-3.700 kantong. Ini berbeda jauh dari kota-kota besar seperti Samarinda yang mencapai 156 ribu kantong darah.
“Itu sudah sangat memenuhi. Jadi tidak kekurangan untuk Bontang. Yang kurang hanya ketika mencari golongan darah tertentu. Golongan darah A misalnya. Itu susah mencarinya. Berbeda dengan O yang banyak pendonornya,” kata Neni saat dikonfirmasi usai acara Pelantikan Pengurus PMI masa Bakti 2022-2027 di Aula Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Bontang, Selasa (28/2/2023).
Neni bilang, PMI tidak mungkin mengambil darah seseorang jika tidak dibutuhkan. Sebab khawatir berujung sia-sia atau mubazir jika tidak tersalurkan ke yang membutuhkan. Apalagi masa kadaluarsa penyimpanan darah hanya dua bulan.
“Sejauh ini stok darah kita rata-rata habis terus. Kalau ada yang expired (masa kadaluarsa habis) persentasinya sedikit saja,” beber wanita yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Bontang itu.
Saat ini, tercatat ada 235 pendonor rutin di PMI Bontang. Selama masa kepemimpinannya di periode pertama lalu, Neni menyebut total pendonor dalam kurun waktu lima tahun terakhir ada sebanyak 15 ribuan.
Dirinya meminta kepada masyarakat, agar mendonorkan darahnya melalui PMI. Tujuannya menghindari praktik jual beli darah seperti kasus yang pernah terjadi di daerah lain.
“Kami juga memiliki data para pendonor berdasarkan golongan darahnya. Jadi ketika ada yang membutuhkan tinggal dihubungi saja untuk diarahkan ke PMI. Rumah sakit pun juga ketika butuh langsung menghubungi PMI. Jadi tidak langsung ke pendonor karena takut disalahgunakan,” terangnya. (*)
Discussion about this post