DINAS Kesehatan mencatat angka kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) kurun satu semester ini mencapai 207. Di tambah satu kasus meninggal dunia.
Kepala Diskes Bontang, drg Toetoek Pribadi Ekowati menerangkan lokasi penyebaran kasus demam berdarah juga mengalami perubahan dibandingkan periode sebelumnya.
“Jika sebelumnya kasus terbanyak antara Lok Tuan, Tanjung Laut, dan Berbas Tengah. Kini justru selama Januari sampai Juni terbanyak di Gunung Telihan,” terangnya.
Pada kelurahan tersebut tercatat 39 kasus. Plus satu kasus meninggal dunia. Urutan berikutnya disusul Bontang Baru, Belimbing, dan Lok Tuan. Bahkan pada bulan Juni kasus tebanyak masih dipegang oleh Gunung Telihan.
Jika mengacu pola maksimal-minimal jumlah kasus demam berdarah bulan lalu tidak masuk tertinggi. Mengingat pada 2019 lalu jumlah kasus mencapai 72.
“Terpenting setiap saat warga harus waspada supaya gigitan nyamuk aedes aegypti ini bisa diantisipasi,” sebutnya.
Oleh sebab itu warga harus ikut menjaga kebersihan lingkungan. Tetap menerapkan gerakan 3M plus. Berupa menguras, menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas.
Di tambah memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunaan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela, gotong royong membersihkan lingkungan, periksa tempat penampungan air.
Kemudian meletakkan pakaian bekas pakai pada wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air, memperbaiki saluran dan talang air, serta menanam tanaman pengusir nyamuk.
Mengacu data Diskes Kaltim, Bontang berada di urutan keempat jumlah kasus terbanyak DBD. Setelah Samarinda, Kukar, dan Balikpapan. (*)
Discussion about this post