ANGGOTA Komisi II DPRD Bontang, Nursalam, mengusulkan kepada pemkot, agar memanfaatkan kas daerah yang ada di bank dalam bentuk deposito, bukan giro. Hal itu dilakukan agar bisa menghasilkan tambahan dana dari bunga simpanan tersebut.
Politisi Golkar itu bilang, manfaat yang bisa didapatkan jika anggaran yang didepositokan antara Rp 300-400 miliar dalam kurun waktu delapan bulan, yakni sekira Rp 7 miliar.
Jumlah itu bahkan kalah dengan hasil penyertaan modal. Yang mana dari anggaran penyertaan modal Rp 63 miliar, pemkot hanya menerima manfaat Rp 2,5 miliar dalam setahun.
“Pemkot harus jeli ketimbang uang itu mengendap begitu saja. Kondisi sekarang ini cukup memprihatinkan. Apalagi deposito tidak bertentangan dengan aturan yang ada selama tidak mengganggu likuiditas. Kita (Bontang) kehilangan potensi itu dan ini harus jadi perhatian bersama,” ungkap Nursalam.
“Kalau tidak mau di bank lain, didepositkan saja di Bankaltimtara,” sambungnya.
Nursalam menyebut, Bontang saat ini belum bisa mandiri secara fiskal. Sebab jika mengacu pada ketentuan yang ada, besaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bontang minimal harus di kisaran 20 persen dari APBD.
Sementara saat ini hanya di kisaran 12-13 persen. Di sisi lain, potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari beberapa sektor juga belum bisa diandalan. Seperti jasa penginapan, wisata, dan lainnya.
Menjawab hal itu, Wali Kota Bontang, Basri Rase mengaku masih hati-hati terhadap skema tersebut. Sebab jangan sampai bermasalah di kemudian hari. Untuk itu, skema tersebut masih akan dikaji dan dipertimbangkan kembali.
“Saya tanya ke daerah lain pun belum ada yang berani juga. Apalagi saat ini eranya sudah serba transparan,” tandasnya. (ADS/DPRD BONTANG)
Discussion about this post