LAHAN gambut seluas 1,5 hektare di Samarinda, Kalimantan Timur, ludes terbakar. Diduga akibat sengaja dibakar. Tak ada laporan korban jiwa dalam musibah kebakaran hutan dan lahan gambut itu. Tetapi puluhan petugas damkar sempat kewalahan lantaran sulitnya mendapatkan pasokan air.
Kencangnya hembusan angin di lokasi kebakaran lahan gambut dan hutan itu membuat kobaran api dengan cepat membesar dan semakin meluas. Bahkan, akibat banyaknya tumpukan ranting dan daun kering membuat kobaran api semakin menyala hebat.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gambut itu terjadi di kawasan Jalan Betapus, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Sejumlah petugas gabungan dari BPBD Kaltim, TNI-Polri, Damkar, dan juga relawan, terpaksa harus menggunakan mesin pompa portable, lantaran truk tangki air tak bisa menjangkau lokasi titik api.
Selain itu, petugas gabungan harus rela berjalan kaki sejauh ratusan meter sambil membawa peralatan untuk bisa mendekati titik api yang terus bermunculan.
Salah satu relawan, Heri mengatakan informasi awal yang ia terima dari masyarakat, awalnya hanya terlihat satu titik api yang kemudian dengan cepat menyebar hingga mengakibatkan tiga titik api baru. Namun, 30 menit kemudian dari tiga titik api, ternyata kembali meluas hingga mengakibatkan munculnya 5 titik api baru.
“Tadi kita dapat informasi dari rekan kita di informasikan adanya beberapa titik kebakaran lahan di daerah Betapus sehingga kita melakukan pemantauan dan ternyata memang dari satu titik langsung cepat jadi tiga titik. Kurang lebih setengah jam informasi yang kita berikan kepada rekan-rekan melalui radio langsung menjadi lima titik untuk TKP-nya,” kata Heri
Merespon informasi dari para relawan, pihak BPBD Provinsi Kaltim langsung bergerak cepat dengan mengerahkan belasan personel untuk menanggulangi kebakaran itu.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Propinsi Kaltim, Rudy Safriadi mengatakan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Jalan Betapus itu diperkirakan telah meluas dan menghanguskan sedikitnya 1,5 hektare lahan gambut milik masyarakat.
“Sepanjang perjalanan kami menuju markas komando ternyata dapat informasi bahwa ada perkembangan kebakaran lahan di daerah Betapus. Nah, informasi sementara yang kami himpun bahwa area yang terbakar ini cukup luas kurang lebih satu hektare setengah lah, diperkirakan seperti itu,” tutur Rudy seusai memimpin langsung upaya pemadaman karhutla di kawasan itu.
Menurut Rudy, kendala yang dihadapi petugas di lapangan dalam upaya penanggulangan karhutla di Kota Samarinda, yaitu sulitnya mendapatkan pasokan air, serta minimnya jumlah personel dan peralatan yang dimiliki BPBD Kaltim, sehingga upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sebagian terpaksa harus dilakukan secara manual.
“Kendala di lapangan ya itu tadi karena kita keterbatasan personel, peralatan juga kita ini kami juga mengharap pemerintah provinsi maupun kota, kita harus bekerja sama dengan peralatan yang ada,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, pihak BPBD Kaltim meminta kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan atau pun membakar sampah, karena ditengah musim kemarau panjang seperti ini bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. (*)
Discussion about this post