Pranala.co, SANGATTA — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengambil langkah besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), para guru kini mendapat kesempatan melanjutkan studi dengan dukungan beasiswa khusus. Program ini diumumkan langsung oleh Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, di Sangatta, Selasa (25/11).
Bupati Ardiansyah menegaskan, kebijakan ini dibuat agar para guru bisa lebih fokus pada tugas utama mereka sebagai pendidik profesional. Ia ingin memastikan tidak ada lagi guru yang kesulitan melanjutkan pendidikan hanya karena terkendala biaya.
“Kebijakan ini kami ambil agar guru dapat lebih fokus melaksanakan tugas utamanya sebagai pendidik profesional,” ujar Ardiansyah.
Program beasiswa RPL telah berjalan sejak tahun ini. Setiap guru yang tengah menempuh pendidikan Diploma IV (D-IV) maupun Strata 1 (S1) mendapat bantuan Rp3 juta per semester. Dukungan ini tidak hanya untuk jenjang pendidikan formal, tetapi juga untuk pelatihan kompetensi.
Beasiswa juga diberikan kepada guru yang mengikuti berbagai pelatihan peningkatan kemampuan, seperti Pendidikan Profesi Guru (PPG), pendalaman pembelajaran (deep learning), konseling, kepemimpinan sekolah, hingga pelatihan teknis lain yang relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan.
“Guru bukan hanya pengajar, tetapi pembimbing, motivator, dan penggerak peradaban,” tegas Bupati Ardiansyah.
Pemerintah juga sudah merancang langkah lanjutan. Pada tahun 2026, kesempatan mendapatkan beasiswa lanjutan akan diperluas hingga menyentuh 150.000 guru di berbagai daerah. Kebijakan ini diiringi upaya mengurangi beban administratif yang selama ini menyita waktu guru.
Di sisi kesejahteraan, pemerintah turut menaikkan tunjangan sertifikasi untuk guru non-ASN sebesar Rp2 juta per bulan. Untuk guru ASN, tunjangan diberikan sebesar satu kali gaji pokok.
Tidak berhenti di situ. Pada tahun depan, insentif tambahan bagi guru honorer juga akan naik dari Rp300 ribu menjadi Rp400 ribu.
Bupati Ardiansyah memahami tantangan yang dihadapi guru saat ini semakin kompleks. Selain harus menguasai teknologi, mereka juga berhadapan dengan tekanan sosial, tuntutan moral, serta dinamika interaksi dengan orang tua murid.
“Saya mengajak semua pihak untuk lebih menghargai jerih payah para guru. Jangan hanya menilai dari angka-angka. Orang tua punya peran pertama dalam pendidikan anak, dan guru hadir untuk melengkapi dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Kebijakan ini menjadi komitmen Pemkab Kutim untuk menghadirkan pendidikan yang lebih baik, sekaligus menjawab tantangan era digital yang terus berkembang. (ADS)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami










