pranala.co – Berawal dari mengikuti Program Kaderisasi Ulama (PKU) yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim dan Universitas Darussalam (Unida) Gontor, menghantarkan Arsya Amarlaily diundang menjadi pembicara di salah satu kampus di Negara Transkontinental, Turki.
Makalah karya ilmiah milik Arsya Amarlaily bertemakan “Keterkaitan antara Neoribelisme dan Islamophobia” yang disusun Arsya –panggilan akrabnya–, rupanya mampu membuat penasaran banyak civitas akademika untuk lebih jauh mengetahui tentang isinya.
Terbukti, sang penulis sudah beberapa kali diundang oleh kampus ternama di Indonesia sebagai pembicara. Arsya berkeliling dari satu kampus ke kampus lain, membedah karya yang sudah dia tulis di hadapan ribuan mahasiswa.
Kampus ternama itu antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Negeri (UIN) Gunung Jati Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tasikmalaya, serta Universitas Gajah Mada (UGM). Selain itu, Ia juga pernah beberapa kali menjadi pembicara webinar yang diselenggarakan kampus dalam negeri, hingga salah satu kampus di Kairo-Mesir.
Arsya merupakan alumni Program Kaderisasi Ulama (PKU) Angkatan XVI. Gadis kelahiran Bontang, 19 Desember 1998 itu menjadi satu-satunya perwakilan dari Bontang yang mengikuti program kerja sama antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim dan Universitas Darussalam (Unida) Gontor di Ponorogo-Jawa Timur.
Selama enam bulan di Unida Gontor, Arsya dan 43 peserta lainnya ditempa agar menjadi calon-calon ulama di masa akan datang, sehingga bisa turut andil dalam menyebarkan ilmunya ke tengah-tengah masyarakat.
“Di akhir program, seluruh peserta kemudian diminta membuat tugas akhir (tulisan dan penelitian) yang temanya tentang pemikiran Islam. Setelah dipresentasikan, Alhamdulillah makalah Arsya dinyatakan layak dan akhirnya diundang ke berbagai kampus,” kata anak pertama dari pasangan Almarhum Akhmad Basory dan Rosa Rosiantin tersebut.
Alasan alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syamsul Ma’arif (STIT Syam) Bontang itu mengangkat soal Neoribelisme dan Islamophobia, sebab tema tersebut menjadi salah satu yang saat ini banyak disorot dan sering dibahas oleh berbagai khalayak. Terutama oleh umat muslim yang kerap menjadi korbannya.
Ditambah lagi, adanya berbagai kasus seperti diskriminalisasi terhadap umat muslim di berbagai wilayah dunia, hingga adanya tindakan muslimah yang diserang dan hijabnya ditarik karena kebenciannya terhadap ajaran Islam. Membuatnya tertantang untuk mengupasnya secara tuntas.
Dalam waktu dekat, anak pertama dari tiga bersaudara itu bakal diundang menjadi satu-satunya pembicara yang mewakili Indonesia dalam acara Konferensi Internasional ke-4 di Istanbul Sabahattin Zaim University (IZU), Turki.
Keberhasilan itu berhasil diraih setelah makalah yang dibuatnya lolos ketika diajukan oleh pembimbingnya di Unida Gontor. Arsya bakal berada di Turki selama tiga hari, mulai 11-13 Maret 2023. Ia dipercaya membahas tema tentang “Tracing The Links Between Islamophobia and Neoliberalism”.
“Mohon doanya, semoga dimudahkan,” ujarnya sembari meminta doa restu. (*)
BIODATA
Nama : Arsya Amarlaily Arbiyanti, A.Md.T, S.Pd
TTL : Bontang, 19 Desember 1998
Nama Ayah : Akhmad Basory (Almarhum)
Nama Ibu : Rosa Rosiantin
Riwayat Pendidikan
~ SD YPK Bontang
~ SMP YPK Bontang
~ MAN Insan Cendekia Serpong Tangerang
~ D3 Listrik dan Instrumentasi LNG Academy
~ S1 Ilmu Tarbiyah STIT Syamsul Maarif Bontang
~ Teknik Elektro STITEK Bontang (saat ini)
Riwayat Organisasi :
Koordinator Divisi Keuangan KOKESMA LNG Academy
Hobi : Bermusik (Bermain Gitar dan Piano), Membuat Animasi 2D dan 3D.
Discussion about this post