PRANALA.CO, Samarinda – Kinerja ekspor Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan signifikan pada September 2024. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, ekspor Kaltim tercatat anjlok hingga 20,27 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari US$2,04 miliar menjadi hanya US$1,63 miliar.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menjelaskan penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya ekspor migas dan nonmigas. “Secara bulanan, penurunan ekspor migas tercatat sebesar 4,49%, sementara ekspor nonmigas mengalami penurunan yang lebih dalam hingga 21,25%,” ungkap Yusniar dalam rilis resminya dikutip Rabu (6/11/2024).
Nilai ekspor migas turun dari US$119,80 juta menjadi US$114,42 juta pada bulan September, sementara ekspor nonmigas jatuh dari US$1,92 miliar menjadi US$1,51 miliar.
Secara tahunan, kinerja ekspor Kaltim turun sebesar 14,55%, dari nilai ekspor sebesar US$1,91 miliar pada September 2023. Tidak hanya itu, periode Januari hingga September 2024 mencatatkan penurunan total ekspor sebesar 13,30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan total nilai ekspor mencapai US$17,86 miliar.
Penurunan signifikan terjadi di sektor migas, khususnya pada ekspor hasil minyak yang merosot 15,10%. Meski demikian, ekspor gas alam mencatatkan peningkatan sebesar 12,68%, memberikan sedikit angin segar di tengah turunnya sektor lainnya.
Sementara itu, beberapa komoditas nonmigas menunjukkan pergerakan yang beragam. Ekspor besi dan baja, misalnya, justru meningkat tajam sebesar 77,74%, atau naik US$11,56 juta. Namun, sektor pupuk mengalami penurunan drastis hingga 91,93% atau senilai US$53,53 juta, diikuti penurunan pada ekspor lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 14,33% atau setara US$25,97 juta.
Ekspor Kaltim ke negara tujuan utama juga mengalami penurunan. Ekspor ke Tiongkok, misalnya, turun hingga US$173,34 juta atau sebesar 22,21%. Penurunan ini diikuti oleh Taiwan yang anjlok 56,70% dan India yang mengalami penurunan sebesar 26,68%.
Dengan fluktuasi global yang mempengaruhi pasar ekspor Kaltim, pemerintah dan pelaku industri diharapkan dapat memperkuat daya saing dan meninjau kembali strategi ekspor yang lebih berkelanjutan agar perekonomian Kaltim tetap kuat. (*)
*) Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post