PRANALA.CO, Bontang – Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (DSPM) Kota Bontang bersama empat lembaga amal yang dimotori Baznas Kota Bontang, UPZ Baznas PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), LAZ PT Yaumil, dan LAZ Baitul Mall Barakatul Umah (BMBU) bersinergi dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem. Sebanyak 149 jiwa dari 42 kepala keluarga (KK) yang terdata sebagai penerima manfaat mendapat intervensi langsung melalui program kolaboratif ini.
Kepala DSPM Bontang, drg. Toetoek Pribadi Ekowati, M.Kes, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia pada akhir tahun 2024. “Kemiskinan ekstrem harus mencapai angka nol pada akhir 2024. Untuk itu, DSPM melakukan percepatan pendataan dan pensasaran,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Drg. Toetoek menjelaskan, tahapan awal dilakukan dengan pendataan ulang melalui Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Dari proses validasi, didapatkan data 149 jiwa dari 42 KK yang masuk kategori kemiskinan ekstrem. DSPM kemudian menggelar rapat koordinasi bersama lembaga-lembaga amal di Kota Bontang, dipimpin oleh Asisten 1 Drs. Dasuki, M.Si.
“Kami bersilaturahmi ke Laz BMBU, UPZ Baznas PKT, dan Laz Yaumil, serta menjalin koordinasi intensif dengan Baznas Bontang. Selanjutnya, digelar pertemuan untuk menyusun aksi bersama,” jelasnya.
Dalam implementasinya, Baznas Bontang meng-cover seluruh KK yang masuk data kemiskinan ekstrem di berbagai wilayah dengan total bantuan Rp84 juta. Bantuan ini diberikan sebesar Rp1 juta per bulan untuk masing-masing KK selama November dan Desember 2024, yang disalurkan langsung oleh tiga tim Baznas bersama DSPM.
Sementara itu, UPZ Baznas PKT memberikan bantuan kepada 15 KK dengan total 59 jiwa yang berada di area buffer zone, meliputi Kelurahan Api-Api, Bontang Baru, Gunung Elai, dan Loktuan. Bantuan sebesar Rp2 juta per bulan untuk dua bulan ini mencapai total Rp60 juta.
Laz Yaumil PT Badak turut serta dengan menyasar 7 KK di wilayah Berbas Tengah dan Berbas Pantai. Total bantuan yang disalurkan mencapai Rp28 juta untuk 25 jiwa. Di sisi lain, Laz BMBU saat ini masih dalam proses pelaksanaan program intervensi di area Kecamatan Bontang Barat.
“Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Baznas Kota Bontang, UPZ Baznas PKT, Laz Yaumil, dan Laz BMBU atas kerja sama ini,” ujar drg. Toetoek.
Selain lembaga amal, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Bontang juga turut berpartisipasi dalam program ini. DKP3, misalnya, menyalurkan beras sebanyak 20 kg per KK melalui data P3KE yang bersumber dari Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD). Disnaker juga memberikan berbagai pelatihan prioritas bagi penerima manfaat untuk mendukung kemandirian ekonomi mereka.
Tak ketinggalan, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) berkontribusi dengan bantuan sebesar Rp3,2 juta, berupa uang tunai Rp200 ribu dan paket sembako senilai Rp200 ribu untuk 8 KK.
“Dinsos tetap membuka diri bagi lembaga amal dan OPD lainnya yang ingin berkolaborasi dalam pengentasan kemiskinan ekstrem. Sinergi ini adalah kunci untuk mewujudkan target bersama,” pungkas drg. Toetoek.
Program kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kota Bontang sesuai arahan nasional, sekaligus memperkuat semangat gotong royong antara pemerintah dan masyarakat. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post