pranala.co – Gedung baru Perpustakaan Kota Samarinda menjadi sorotan publik. Pasalnya, beberapa bagian plafon interior berbahan gipsum di lantai 3 gedung baru tersebut ambruk.
Peristiwa itu terjadi Senin, 25 April 2022 pascahujan deras mengguyur Kota Tepian. Ambruknya plafon itu pun mendapat perhatian serius Wali Kota Samarinda, Andi Harun.
Gedung baru Perpustakaan Kota Samarinda ini telah selesai dikerjakan sejak Desember 2021 lalu. Perpustakaan ini kemudian beroperasi mulai februari 2022. Belum 5 bulan pasca pekerjaan selesai, plafon interiornya ambruk.
Gedung Perpustakaan kota Samarinda ini memiliki lantai pertama sebagai ruang kantor. Sementara di lantai kedua ada aula untuk ruang pertemuan berkapasitas 80 orang, dan ruang teater berkapasitas 20 orang. Nilai bangunan yang dianggarkan adalah Rp9,7 miliar.
Pembangunan Perpustakaan Samarinda ini berdasarkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2020 Tentang Penetapan Rincian, Lokasi Kegiatan, dan Target Keluaran Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Subbidang Perpustakaan Daerah Tahun Anggaran 2020 diterbitkan 7 Februari 2020 oleh Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando.
Usai mendapat kabar ambruknya plafon Gedung Perpustakaan Kota Samarinda, Wali Kota Andi Harun langsung meninjau lokasi gedung di Jalan Kesuma Bangsa, tak jauh dari Balai Kota.
Bangunan dengan sumber anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Perpustakaan Nasional atau perpusnas itu dinilai memiliki kualitas rendah. Nilai fantastis bangunan tersebut, yaitu senilai Rp10 miliar tak menjamin kualitas bangunan.
Gedung baru Perpustakaan Kota Samarinda ini telah selesai dikerjakan sejak Desember 2021 lalu. Perpustakaan ini kemudian beroperasi mulai februari 2022. Belum 5 bulan pasca pekerjaan selesai, plafon interiornya ambruk.
Wali Kota Andi Harun pun tak bisa menutupi kekecewaan dan kemarahannya atas fakta yang ditemuinya di gedung baru tersebut. “Saya dapat laporan dan sungguh kecewa terhadap kualitas dan pelaksanaan proyek ini,” ujar Wali Kota Andi Harun.
Tak cukup melihat plafon ambruk, Wali Kota Andi Harun juga menyisir bagian-bagian lain dari bangunan tersebut. Nyata didapatkan Wali Kota Andi Harun, terdapat pemasangan kabel listrik yang terkesan asal-asalan.
Menurut Wali Kota Andi Harun, ada tiga kemungkinan bangunan Perpustakaan Daerah memiliki kualitas yang terkesan asal-asalan.
Pertama artsiteknya yang tidak paham pekerjaan. Kedua, pelaksanaan proyek yang dan Ketiga pengawasan proyek yang tidak maksimal.
“Ada model perencanaan seperti ini, arsiteknya bodoh. Masa lampu digantung begini. Kalau memang perencanaan begini, entah arsiteknya yang bodoh atau pelaksananya yang enggak beres atau pengawasannya enggak beres. Bikin malu aja bangunan belum sampai 5 bulan sudah ambrol,” tegas Wali Kota Andi Harun.
Wali Kota Andi Harun pun memerintahkan kepada kontraktor pelaksana agar segera melakukan perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi. (ks/id)
Discussion about this post