pranala.co – Anggota Komisi III DPRD Bontang Yassier Arafat, mengambil sikap sama dengan aspirasi mahasiswa. Puluhan mahasiswa dan sopir travel demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, di Kantor Sekretariat DPRD Bontang, Bontang Lestari, Senin (12/9/2022) siang tadi.
Pengurangan jumlah subsidi ke bahan bakar minyak alias BBM jenis Solar, Pertalite, dan Pertamax. Dengan tidak ditopang oleh kesejahteraaan yang merata, dinilai sebagai langkah yang membuat masyarakat kesulitan dalam bertahan hidup. Sebab, kenaikan harga BBM pasti dibarengi dengan harga komoditas pangan di pasar tradisional maupun modern.
“Tentu 25 anggota dewan lainnya menolak kenaikan harga BBM itu,” kata Yassier, kepada pranala.co, Senin (12/9/2022).
Dirinya juga menilai, penyaluran Bantuan Langsung Tunai alias BLT kepada masyarakat kurang mampu hanya kamuflase pemerintah pusat buat meredam protes masyarakat.
Sehingga, secara pribadi dia mendukung gerakan yang diinisiasi oleh mahasiswa. Karena dianggap mewakilkan suara sumbang dari golongan masyarakat kelas manapun.
Pun dirinya menyakini, BLT yang diberikan pemerintah untuk subsidi BBM tidak akan berjalan selamanya. Ia memastikan, kebijakan itu hanya mampu berjalan dalam kurun waktu dua tahun. Bahkan kurang.
Akurasi data penerima pun ia ragukan. Pasalnya, dari sekian banyak penduduk Bontang. Masih banyak warga kurang mampu yang tidak diberikan hak-nya sebagai imbas kenaikan harga BBM.
“BLT itu saya yakin cuma kamuflase pemerintah aja,” ujarnya.
Politisi muda dari partai Golongan Karya (Golkar) itu, meyakini bila BBM ini sudah dinaikkan pemerintah. Bisa dipastikan sukar akan diturunkan ke harga semula.
Ia menerangkan, kelas pekerja di Bontang dan seluruh Indonesia bakal dipaksa untuk mencari penghasilan tambahan. Belum lagi beban pengangguran di Bontang yang hingga kini masih sulit diatasi.
“Jadi kenaikan BBM itu imbasnya ke semua sektor. Mau kaya atau miskin, pasti tercekik imbas naiknya BBM,” sebut dia.
Yassier memberikan peringatan kepada pemerintah pusat untuk melakukan simulasi terlebih dahulu. Ia mencontohkan, bila BBM naik, imbas bagi perekonomian masyarakat dapat diatasi atau tidak.
“Jadi tolong pemerintah pusat, jangan buat kebijakan yang memiskinkan masyarakat seperti ini. Yang jelas, saya mendukung suara dari masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM,” tegas Yassier. (ADS)
Discussion about this post