PRANALA.CO, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) sedang memprioritaskan pemenuhan tenaga kesehatan di 48 puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah, guna meningkatkan layanan kesehatan masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat menanggulangi kekurangan tenaga medis esensial yang masih dialami sejumlah puskesmas, khususnya di wilayah terpencil.
“Dari total 188 puskesmas di Kalimantan Timur, ada 48 yang masih kekurangan sembilan jenis tenaga kesehatan penting,” ungkap Plh Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim, Rochmad Koesbiantoro, Selasa (12/11/2024).
Jenis tenaga yang dimaksud termasuk dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat (kesmas), kesehatan lingkungan (kesling), ahli gizi, farmasi, dan analis laboratorium.
Menurut Rochmad, ketiadaan sembilan tenaga ini menjadikan puskesmas tidak memenuhi standar pelayanan ideal. Banyak puskesmas yang mengalami kekurangan ini berada di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK), di mana akses transportasi dan infrastruktur menjadi hambatan utama dalam pemerataan tenaga kesehatan.
“Walau kami telah berupaya menambah tenaga kesehatan melalui rekrutmen dan penugasan khusus, wilayah DTPK tetap menghadirkan tantangan yang besar,” tambah Rochmad.
Pemenuhan Dokter Spesialis di Rumah Sakit
Selain pemenuhan tenaga kesehatan di puskesmas, Dinkes Kaltim juga memfokuskan perhatiannya pada pemenuhan dokter spesialis di rumah sakit. Di Kaltim, dari 16 rumah sakit pemerintah, masih ada enam rumah sakit yang belum memiliki tujuh spesialis utama, yakni spesialis penyakit dalam, anak, bedah, kandungan, anestesi, patologi klinik, dan radiologi.
“Kami bekerja sama dengan perguruan tinggi dan memberikan beasiswa agar kebutuhan dokter spesialis di rumah sakit terpenuhi,” kata Rochmad, seraya menjelaskan bahwa ketersediaan dokter spesialis sangat penting untuk menunjang kualitas layanan kesehatan di wilayah tersebut.
Fokus pada Pencegahan Kanker Serviks dan Layanan Jaminan Kesehatan
Diskes Kaltim juga memperkuat berbagai program kesehatan, termasuk program deteksi dini kanker serviks melalui Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) bagi perempuan yang telah menikah. IVA merupakan metode sederhana dan terjangkau untuk mendeteksi dini kanker serviks, yang jika dilakukan secara rutin akan sangat membantu pencegahan penyakit ini.
Selain IVA, Diskes Kaltim juga melaksanakan program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) untuk anak usia 9-14 tahun, sebagai langkah pencegahan kanker serviks. “Ke depan, kami berharap vaksinasi HPV dapat menjangkau seluruh perempuan agar kanker serviks dapat dicegah secara efektif,” kata Rochmad.
Sebagai bagian dari upaya pelayanan kesehatan yang lebih menyeluruh, Pemprov Kaltim menganggarkan sekitar Rp70 miliar untuk jaminan kesehatan masyarakat tidak mampu. Dana ini dialokasikan untuk mendukung sarana dan prasarana kesehatan, termasuk pembangunan fasilitas kesehatan baru dan pengadaan alat kesehatan.
Dengan berbagai inisiatif ini, Pemprov Kaltim berharap masyarakat dapat memperoleh akses layanan kesehatan yang lebih baik, mulai dari pelayanan dasar di puskesmas hingga pencegahan penyakit kronis. Langkah-langkah ini juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kaltim, terutama di wilayah terpencil yang membutuhkan perhatian lebih. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post