Pangkep, PRANALA.CO – Di sebuah lahan wakaf di Desa Bontomatene, Kecamatan Segeri, Pangkep, Sulawesi Selatan suara takbir dan doa bergema bersamaan dengan jatuhnya batu pertama yang diletakkan Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau (MYL), Sabtu (12/4/2025).
Bukan sekadar batu, tapi simbol dari sebuah awal baru: pembangunan Masjid Al Mubarak yang diharapkan menjadi pusat spiritual dan sosial warga setempat. Ditemani Wakil Bupati Pangkep Abd Rahman Assagaf, Kepala Kemenag Pangkep, Camat Segeri, serta perwakilan keluarga pewakaf tanah, prosesi berlangsung khidmat namun penuh harapan.
“Masjid bukan hanya tempat ibadah. Ini adalah pusat pembinaan akhlak, tempat menyemai keimanan, dan ruang berkumpulnya masyarakat dalam kebaikan,” ujar Bupati MYL.
Peletakan batu pertama ini menjadi penanda awal pembangunan Masjid Al Mubarak. Namun juga menjadi refleksi nilai-nilai yang ingin ditanamkan: kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.
Tidak berhenti pada seremoni simbolik, Pemkab Pangkep juga menunjukkan komitmennya melalui langkah nyata. Bantuan seragam untuk Majelis Taklim diserahkan langsung Bupati MYL. Ini sebagai bentuk dukungan terhadap peran aktif para ibu-ibu pengajian dalam membina spiritualitas keluarga dan masyarakat.
Tak hanya itu, sejumlah paket sembako juga dibagikan kepada warga setempat. Bantuan ini menjadi angin segar bagi banyak keluarga yang tengah menghadapi tekanan ekonomi. Terutama di tengah tantangan pasca-pandemi dan harga kebutuhan pokok yang fluktuatif.
“Inisiatif ini tidak hanya soal memberi, tapi tentang hadirnya pemerintah di tengah masyarakat. Bahwa kita saling peduli,” ucap MYL.
Masjid Al Mubarak berdiri di atas tanah yang diwakafkan keluarga warga Desa Bontomatene. Wakaf ini menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai Islam seperti berbagi, ikhlas, dan berkontribusi pada umat masih hidup dan tumbuh di masyarakat.
Pembangunan masjid ini juga menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, di mana warga ikut ambil bagian baik melalui tenaga, pikiran, maupun donasi yang dikelola secara transparan.
Masjid Al Mubarak bukan sekadar bangunan. Ia adalah awal dari harapan baru. Tempat anak-anak mengaji, para lansia bersilaturahmi, dan masyarakat berkumpul membahas hal-hal baik. Di sinilah denyut kehidupan desa akan berdenyut kian kuat—berbasis pada nilai-nilai agama dan kebersamaan. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post