pranala.co – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) alami kenaikkan beberapa waktu lalu. Menyebabkan para pemilik mobil travel di Bontang menaikkan tarif.
Namun ternyata, kondisi ini tidak memengaruhi jumlah keberangkatan travel di Kota Taman. Jumlah keberangkatan masih tetap dalam kondisi normal. Mobil yang berangkat ke luar kota, baik ke Balikpapan atau Samarinda tetap normal seperti biasa.
Guntur, salah satu pemilik mobil travel mengaku kenaikkan tarif tak mempengaruhi jumlah penumpangnya. Mobil tetap keluar seperti biasanya.
Dalam seminggu Ia mengaku, mobil keluar 5-6 kali. Jumlah tersebut kurang lebih dengan kondisi normal sebelum pandemi covid-19 beberapa tahun lalu.
“Setelah pandemi kondisi mulai membaik. Jumlah keberangkatan perlahan mulai normal,” ujarnya saat dihubungi pranala.co.
Hal sama dibeberkan Iwan, pemilik usaha Iwan Travel. Menurutnya kenaikkan tarif tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah keberangkatan. Justru mobil-mobil miliknya sering kosong.
Dijelaskannya, jumlah keberangkatan menuju Balikpapan maupun Samarinda sama saja. Keduanya tetap ramai.
“Kalau saya malah sekarang banyak dapat penumpang baru. Baik yang datang ke Bontang atau dari Bontang menuju luar daerah,” imbuhnya.
Perlu diketahui, saat ini tarif carter travel menuju Balikpapan naik menjadi Rp 900 ribu dan ke Samarinda antara Rp 600 – 700 ribu.
Sementara untuk tarif reguler menuju Balikpapan, penumpang di kursi depan antara Rp 300 – 350 ribu, kursi tengah Rp 250 – 300 ribu, di kursi belakang Rp 200 ribu. Tarif reguler menuju Samarinda, tiap kursi hanya berkurang Rp 50 – 100 ribu.
Terdapat sedikit perbedaan kondisi travel di saat sebelum pandemi dengan pasca pandemi. Saat ini para pemilik travel lebih memilih mengurangi jumlah penumpang. Apabila dulu dalam satu mobil dapat diisi 6 – 7 penumpang. Sekarang hanya berisi 4 penumpang saja.
“Cara ini agar penumpang bisa lebih nyaman di perjalanan. Juga dapat berangkat kapanpun tanpa menunggu mobil penuh,” ungkap Guntur.
Kondisi yang dijelaskan di atas adalah untuk para pemilik travel yang tergabung di Asosiasi Travel Bontang (ATB). Sedangkan para pemilik travel yang tidak tergabung di ATB kemungkinan memiliki kondisi dan strategi yang berbeda dalam meraih penumpang. (*)
Discussion about this post