Pranala.co, SANGATTA – Kutai Timur (Kutim) memiliki potensi besar untuk mencapai ketahanan pangan. Namun, realisasi program yang telah direncanakan masih berjalan lambat.
Hal ini disampaikan Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, saat Seminar Hasil Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas/FSVA) 2025, Kamis (4/12), di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim.
Bupati Ardiansyah menekankan, Kutim dianugerahi wilayah luas dengan peluang besar untuk pengembangan pangan. Seharusnya, potensi tersebut membuat Kutim jauh dari kondisi kerentanan pangan.
“Kalau disebut kita memiliki ketahanan pangan yang andal, memang betul. Kalau disebut kerentanan pangan, agak sulit kita yakini,” tegasnya.
Dalam kegiatan itu, Bupati Kutim menyerahkan penghargaan kepada tiga Desa/Kelurahan dengan ketahanan pangan terbaik. Juara 1 diraih Kelurahan Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan. Juara 2 Desa Bangun Jaya, Kecamatan Kaliorang, dan juara 3 Desa Wahau Baru, Kecamatan Muara Wahau.
Lurah Singa Geweh, Supriyanto, menyampaikan rasa terima kasih kepada Bupati, Dinas Ketahanan Pangan, dan semua pihak pendukung, terutama UPT Pertanian P4 dan petugas penyuluh lapangan (PPL) di Kecamatan Sangatta Selatan.
“Penghargaan ini bukan hasil kerja saya pribadi, melainkan buah kerja keras para petani dan petugas lapangan di desa kami,” ujar Supriyanto.
Ia menegaskan, penghargaan bukan akhir, melainkan awal tanggung jawab besar. Upaya mempertahankan prestasi akan dilakukan melalui kerja sama intensif, kolaborasi, dan komunikasi yang erat dengan petani serta tenaga lapangan.
Rahasia keberhasilan Desa Singa Geweh, menurut Supriyanto, terletak pada komunikasi. Tidak selalu tatap muka, komunikasi juga memanfaatkan teknologi agar informasi dapat tersampaikan kapan pun dan di mana pun.
“Komunikasi dan kolaborasi menjadi jembatan agar kebutuhan petani, seperti peralatan pertanian, pupuk, dan bibit, dapat segera ditindaklanjuti Dinas Pertanian atau Dinas Ketahanan Pangan,” jelasnya.
Pemkab Kutim berharap penghargaan ketahanan pangan menjadi pemicu semangat seluruh desa. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga lapangan, dan petani diharapkan memperkuat produksi pangan daerah. Tujuannya, mendukung kemandirian pangan Kutim di masa depan. (ADS)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan mari bergabung di grup Whatsapp kami










