pranala.co – Hampir sebulan tersiar, isu Wakil Wali Kota (Wawali) Bontang, Najirah ditawari menjadi senator perwakilan Kalimantan Timur. Hal itu setelah anggota DPD RI Muhammad Idris meninggal dunia 18 Juli lalu.
Tawaran itu memang tidak ditampik olehnya. Namun, perkara ia mau atau tidak, dia telah menimbang-nimbang sejak tiga minggu belakangan. Selama itu pula pendapat demi pendapat wira-wiri di telinga masyarakat.
Ada yang bilang Najirah akan melenggang ke Senayan, mengambil posisi strategis demi kepentingan politik di masa depan.
Di Bontang, anaknya Ferza Agustian disebut-sebut akan mencoba peruntungan menggantikan ibunda, sembari mengumpulkan bekal di kontestasi politik selanjutnya. Namun, hal itu hanya sebatas obrolan warung kopi, dari masyarakat yang ‘gemas’ dengan situasi politik di kotanya.
Nyatanya, bertepatan di hari merdekanya Republik Indonesia ini, 17 Agustus 2021, Najirah menentukan sikap untuk setia menjalankan amanahnya sampai akhir. Menjadi Wawali mendampingi Wali Kota Bontang, Basri Rase hingga 2024 mendatang.
“Karena ini amanat rakyat yang kami perjuangkan dan dimenangkan di Pilkada kemarin. Jadi saya harus menjalankan sampai selesai,” katanya ditemui usai upacara HUT RI di Langlang tadi pagi.
Perkara mau tidak mau Najirah ini, memang sebelumnya sudah mendapat sorotan dari pengamat politik.
Seperti kata akademisi Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah beberapa waktu lalu. Secara aturan Najirah sebenarnya sudah gugur dalam kriteria untuk menggantikan almarhum Muhammad Idris.
Hal itu pun termaktub dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) 6 tahun 2017 Pasal 19 poin 2. Bunyinya, calon Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi atau DPRD Kabupaten/Kota tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, (calon paw) apabila ; ditetapkan sebagai calon peserta dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati atau Wali kota dan Wakil Wali kota.
“Jadi walaupun mundur dari jabatannya sekarang, dalam aturan tetap tidak bisa,” jelasnya waktu itu.
Untuk itu, Castro menyarankan Najirah harusnya tetap berfokus untuk menuntaskan masa jabatannya. Dengan begitu, lanjut Castro, Wakil Wali Kota Bontang ini akan mempunyai bekal politik yang cukup untuk kontestasi mendatang.
“Saran saya lebih baik berfokus dijabatannya yang sekarang,” tandas Castro.
Kini perkara ini sudah terjawab tuntas. Najirah enggan melenggang ke senayan. Bahkan, saat mengatakan hal itu, Ia juga didampingi Ferza Agustia, anaknya. Ferza mengatakan hal ini sudah menjadi hasil rembukan mereka. Pun, peluang itu bukan kemauan dari pihaknya pribadi, melainkan tawaran Pergantian Antar Waktu (PAW) dari DPD RI.
“Ya saya hanya membantu ibu menyampaikan. Yang jelas Keputusan Ibu sudah bulat, dan sudah dipikirkan bersama-sama,” tandasnya. (*)
Discussion about this post