SAMARINDA – Sepanjang tahun 2024 ini, Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Diskes Kaltim) mencatat sudah ada 12 orang meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
Puluhan korban itu terbanyak dari Paser yakni 4 orang meninggal. Selanjutnya, Kutai Barat ada 3 orang dan 2 orang dari Berau. Selain itu, masing-masing 1 orang berasal dari Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Bontang.
“Mahakam Ulu, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur belum ada. Semoga tidak ada ya,” ungkap Kepala Diskes Kaltim, Jaya Mualimin.
Dia melanjutkan, mayoritas kematian akibat Demam Berdarah Dengue, karena minimnya kesadaran atau pasien DBD datang terlambat ke pusat pelayanan kesehatan alias sudah kritis baru diobati. Seharusnya masyarakat bisa mengenal gejalanya, baru segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Jika merujuk data terakhir, kasus positif DBD di Kaltim sebanyak 3.896 kasus. Kasus positif DBD terbanyak di Kutai Kartanegara sekira 1.355 kasus, 691 kasus dari Balikpapan, Kutim 475 kasus, dan Kubar 454. Di Kabupaten Paser kasus positif DBD kisaran 221 kasus, 203 kasus di Samarinda, PPU 198 kasus, Bontang 150 kasus, Berau 92 kasus, dan Mahulu 27 kasus.
Faktor risiko demam berdarah
Demam berdarah lebih banyak terjadi saat musim hujan. Hal ini karena pada musim tersebut, nyamuk Aedes aegypti lebih banyak berkembang biak. Selain itu, seseorang lebih berisiko terkena DBD jika ia berada di daerah dengan kasus demam berdarah yang tinggi, terutama jika area tersebut padat penduduk.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko pasien mengalami demam berdarah dengan gejala lebih berat, antara lain:
- Berusia anak-anak atau lansia
- Sedang hamil
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
- Pernah menderita demam berdarah sebelumnya
Gejala Demam Berdarah
Gejala utama demam berdarah adalah naiknya suhu tubuh secara mendadak. Pada anak-anak, fase demam pada DBD berbentuk seperti pelana kuda, yaitu turun selama beberapa hari, kemudian naik lagi.
Demam pada DBD umumnya berlangsung selama 3 hari. Demam bisa mencapai suhu 39−40°C dan sulit turun walaupun pasien telah mengonsumsi obat penurun panas.
Selain demam, ada beberapa gejala lain yang dapat menyertainya, yaitu:
- Lemas
- Sakit kepala hebat
- Nyeri di bagian belakang mata
- Sakit otot dan sendi
- Hilang nafsu makan
- Mual dan muntah
- Ruam kemerahan yang timbul atau tidak timbul
Selanjutnya, demam akan turun dan pasien merasa lebih baik. Namun, pada fase ini, trombosit justru sedang turun drastis dan terjadi kebocoran pada pembuluh darah. Akibatnya, pasien berisiko mengalami perdarahan dan syok karena pembuluh darah kehilangan banyak cairan.
Fase setelah demam turun merupakan fase kritis sehingga pasien harus diawasi secara ketat. Tanda bahaya yang perlu diawasi pada fase ini antara lain:
- Nyeri perut yang berat
- Muntah-muntah tidak kunjung berhenti
- Lemas setelah sudah merasa membaik
- Gelisah
- Gusi berdarah atau mimisan
- Muntah berdarah
- Buang air besar berdarah
- Jantung berdebar
- Napas cepat
- Kulit dingin, pucat, dan basah
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
Discussion about this post