Antisipasi Penularan Lokal, Samarinda Siapkan Rumah Sakit Khusus Karantina
BALAI Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kota Samarinda disulap menjadi tempat karantina disulap menjadi Rumah Sakit Karantina Covid-19. Rumah sakit khusus ini disiapkan agar pelayanan rumah sakit umum bisa fokus pengobatan pasien terjangkit.
Wali Kota Samarinda Syahrie Jaang menjelaskan, rumah sakit ini digunakan untuk persiapan isolasi pasien dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Jika tak ada aral melintang, gedung ini sudah bisa digunakan antara Selasa atau Rabu.
“Kita sudah siapkan selama satu Minggu. Di tempat ini nantinya bisa menampung 80 pasien terkonfirmasi,” kata Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, Senin (20/4) siang.
Tempat isolasi ini akan menampung PDP yang terkonfirmasi dari rapid test yang diselenggarakan Pemkot Samarinda. Syaharie memastikan masyarakat yang dapat menjalani rapid test ialah warga yang melakukan perjalanan ke luar kota atau memiliki catatan medis pernah kontak dengan pasien positif Corona.
“Kita juga menjaga jangan sampai terjadi transmisi lokal di Kota Samarinda, antisipasinya dengan menyiapkan rumah sakit ini,” tambah Jaang yang juga menjabat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Samarinda.
Jaang menjelaskan, saat ini penelusuran dilakukan untuk warga yang punya potensi tertular, kemudian diarahkan ke rumah sakit khusus ini. Pelayanan diberikan untuk warga yang baru datang dari daerah terjangkit, atau warga yang punya kontak erat dengan salah satu klaster penyebaran Covid.
Begitu tiba di Rumah Sakit Karantina Covid-19 ini, warga akan menjalani rapid test. Jika hasilnya reaktif, langsung dimasukkan ke ruang isolasi. “Jadi bukan rapid test massal, banyak tapi terbatas. Ada ODP tertentu yang sesuai dengan pertimbangan dari tim medis akan dipanggil ke sini,” kata Jaang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda Ismed Kosasih menjelaskan, Rumah Sakit Karantina Covid-19 disediakan untuk PDP dengan gejala ringan. Setelah rapid test dinyatakan positif, pasien akan diperiksa kesehatannya.
“Jika ada gejala klinis sedang, apalagi berat, akan diarahkan ke rumah sakit rujukan untuk penanganan,” kata Ismed.
Hanya saja, upaya ini tergantung jumlah alat rapid test yang disediakan. Saat ini, sebut Ismed, jumlahnya masih terbatas. “Jadi kita tracing siapa saja yang berpotensi, itu kita utamakan untuk rapid test,” katanya.
Dinas Kesehatan Kota Samarinda akan memaksimalkan rapid test yang ada untuk mempetakan penyebaran Covid-19. Semakin banyak yang menjalani rapid test, pemetaan akan semakin mudah dilakukan.
“Tujuan kita dari awal, paling tidak kita bisa menunda selama mungkin terjadinya transmisi lokal,” kata Ismed.
Klaster penyebaran Covid-19 yang paling diantisipasi adalah kalster ijtimak dunia Gowa. Pelaku perjalanan dari Gowa atau daerah terjangkit lainnya dan warga yang punya kontak erat dengan klaster itu akan menjadi prioritas rapid test dan di Rumah Sakit Karantina Covid-19. (*)
Discussion about this post