PRANALA.CO – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah di Kalimantan Timur (Pilkada Kaltim), salah satu tokoh Banjar di wilayah tersebut, Rusbandi Masdjahri, menyatakan sikap resmi Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT). Dalam keterangannya, Rusbandi menegaskan bahwa KBBKT tetap netral dalam Pilkada, baik itu di tingkat provinsi, kota, maupun kabupaten.
Ia juga menekankan bahwa setiap warga Banjar memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan politiknya. “KBBKT sesuai dengan AD/ART bersikap netral dalam Pilkada. Jika ada pengurus KBBKT yang terlihat mendukung calon tertentu, itu merupakan sikap pribadi, bukan representasi organisasi,” ujar Rusbandi, beberapa waktu lalu.
Rusbandi juga mengimbau seluruh warga Banjar di Kaltim untuk berpartisipasi aktif dalam Pilkada dan turut menjaga situasi agar tetap kondusif. Ia berharap warga Banjar tidak hanya memberikan suara mereka, tetapi juga ikut serta dalam menjaga perdamaian dan kelancaran jalannya Pilkada.
“Kami mengajak warga Banjar untuk berperan serta dalam Pilkada dengan menjaga suasana tetap damai dan tertib,” tambahnya.
Menanggapi video yang beredar, di mana Sultan Banjar terlihat memberikan dukungan pada salah satu pasangan calon dalam Pilgub Kaltim, Rusbandi menyebut bahwa imbauan tersebut tidak melalui koordinasi dengan tokoh Banjar di Kaltim.
“Beberapa tetuha Banjar di Kaltim menilai bahwa himbauan dalam video tersebut dilakukan tanpa koordinasi,” jelas Rusbandi.
Ia menambahkan bahwa para tetuha Banjar berharap agar warga Banjar bebas menentukan pilihan politik mereka sesuai hati nurani masing-masing, tanpa adanya tekanan dari tokoh manapun.
Dua pemuda Banjar di Kaltim, Subhan Noor dan Muhammad Abe, menyampaikan keprihatinan atas video yang dirilis oleh Sultan Banjar tersebut. Menurut mereka, pernyataan yang mendukung calon tertentu dalam Pilkada bisa memecah belah masyarakat Banjar.
Subhan Noor, yang merupakan pemuda Banjar keturunan Samarinda, menilai bahwa tindakan Sultan Banjar yang memberikan dukungan politik berpotensi memecah belah persatuan warga Banjar.
“Sebagai pemuda Banjar, saya sangat menyayangkan jika organisasi kesukuan berpihak pada salah satu calon. Ini bisa berakibat fatal bagi persatuan warga Banjar di Kaltim,” kata Subhan, Kamis (10/10/2024).
Ia menambahkan bahwa tokoh-tokoh yang dihormati di masyarakat harus menjaga netralitas, terutama dalam urusan politik, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau dampak negatif. Pernyataan yang mewakili organisasi atau kesultanan, menurut Subhan, harus dipikirkan secara matang sebelum disampaikan kepada publik.
Subhan juga menyoroti peran ganda Sultan Banjar, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) dan anggota DPR RI. Ia menilai bahwa Sultan Banjar seharusnya bisa memisahkan peran politiknya dari posisinya sebagai Sultan.
“Apa yang disampaikan dalam video lebih bersifat pribadi dan seharusnya tidak mewakili kesultanan,” tegas Subhan.
Muhammad Abe, pemuda Banjar lainnya, turut menyayangkan video yang mengatasnamakan Sultan Banjar dalam memberikan dukungan politik. Menurutnya, hak politik adalah milik individu, dan dukungan seharusnya diberikan atas nama pribadi, bukan kesultanan.
“Masyarakat Banjar di Kaltim memahami posisi Sultan Banjar sebagai politisi PAN. Oleh karena itu, mereka menanggapi video tersebut secara politis, bukan sebagai representasi suku Banjar,” jelas Abe.
Abe berharap agar Pilkada di Kaltim dapat berjalan dengan lancar dan damai, serta melahirkan pemimpin yang peduli terhadap daerah dan masyarakatnya. “Kami berharap Pilkada ini menghasilkan pemimpin yang benar-benar peduli dengan Kaltim dan warganya,” tutup Abe. (*)
*) Ikuti berita terbaru PRANALA.co di Google News ketuk link ini dan jangan lupa difollow
Discussion about this post