PRANALA.CO – Kinerja dua sektor utama di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami perbedaan tajam pada kuartal II/2024. Sektor konstruksi terus menunjukkan performa gemilang, sementara sektor industri pengolahan harus menghadapi kontraksi yang semakin dalam.
Menurut data terbaru dari Bank Indonesia (BI) Kaltim, sektor konstruksi tumbuh pesat sebesar 16,16% (year-on-year/yoy), melanjutkan tren positif dari kuartal sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 12,26% (yoy).
Pertumbuhan pesat di sektor konstruksi tak terlepas dari masifnya pembangunan infrastruktur yang terjadi di wilayah Kaltim, khususnya terkait persiapan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Budi Widihartanto, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim, menyebutkan bahwa pembangunan IKN semakin intensif menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia.
“Realisasi anggaran pembangunan IKN yang meningkat tajam di kuartal II/2024 menjadi salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan konstruksi di Kaltim,” ungkap Budi dalam keterangan resminya, Senin (10/7/2024).
Realisasi APBN untuk IKN pada kuartal II/2024 tercatat tumbuh signifikan hingga 210,81%, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 8,06%.
Dengan kontribusi pangsa pasar mencapai 11,66%, sektor konstruksi berhasil menyumbang 1,35% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim.
Berbeda dengan sektor konstruksi, sektor industri pengolahan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada kuartal II/2024, sektor ini terkontraksi sebesar -2,31% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi -0,47% (yoy) pada kuartal sebelumnya.
Budi menjelaskan bahwa penurunan ini dipicu oleh berkurangnya pengolahan gas serta penurunan produksi minyak kelapa sawit (CPO).
Data menunjukkan, indeks produksi Liquefied Natural Gas (LNG) merosot dari 68,51 di kuartal I/2024 menjadi 60,90 di kuartal II/2024.
Di sisi lain, volume ekspor CPO juga mengalami kontraksi -4,72% (yoy), berbanding terbalik dengan pertumbuhan positif 6,35% (yoy) pada kuartal sebelumnya.
Dengan pangsa pasar yang mencapai 17,98%, kontraksi sektor industri pengolahan menyebabkan ekonomi Kaltim tertekan sebesar -0,45% (yoy).
Penyaluran kredit di sektor industri pengolahan juga menunjukkan pelambatan, hanya tumbuh 11,68% (yoy) pada kuartal II/2024, dibandingkan pertumbuhan 17,34% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Meski begitu, kualitas kredit tetap terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) berada di angka 0,17%.
Situasi ini menunjukkan adanya tantangan besar bagi sektor industri pengolahan di Kaltim, terutama terkait dengan pengolahan gas dan CPO.
Di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur, sektor ini diharapkan mampu beradaptasi dan menemukan solusi untuk memulihkan performanya agar bisa kembali berkontribusi positif terhadap perekonomian Kaltim.
Dengan perbedaan performa yang mencolok antara sektor konstruksi dan industri pengolahan, perekonomian Kaltim masih memiliki potensi besar untuk berkembang, khususnya dengan terus digalakkannya pembangunan di IKN. (*)
*) Ikuti berita terbaru PRANALA.co di Google News ketuk link ini dan jangan lupa difollow
Discussion about this post