PRANALA.CO – Sangkal isu negatif nyamuk wolbachia, Dinas Kesehatan Bontang berperan aktif dalam melakukan implementasi terkait nyamuk berwolbachia guna menurunkan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di masyarakat.
Kasus dengue merupakan salah satu penyakit yang terbilang masih cukup tinggi penyebarannya di kalangan masyarakat. Melalui data dari Kemenkes RI tahun 2023, terbilang sebanyak 76.449 kasus DBD dengan angka kematian mencapai 571 kasus.
Guna menekan penurunan angka kasus DBD, pemerintah mengambil upaya teknologi perkembangbiakan nyamuk wolbachia. Kementerian kesehatan melakukan implementasi program wolbachia di 5 Kota, yakni Semarang, Bandung, Kupang, Jakarta Barat, dan Bontang.
Dalam wawancaranya, Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan atau Diskes Bontang, Siti Rahimah menjelaskan bagaimana wolbachia ini dapat menjadi solusi dalam penurunan kasus DBD di Kota Taman. Tim lapangan pun rutin melakukan pengecekan guna untuk mengetahui kendala apa yang terjadi dan bagaimana mengedukasi kepada masyarakat sekitar.
“Kami lakukan monev setiap 2 minggu sekali untuk ganti telur dan ada waktu juga untuk pengambilan nyamuk dewasa, belum lagi dengan penerimaan dan penolakan dari masyarakat” ujarnya dalam wawancara, Kamis, 16 Mei 2024.
Dia menambahkan, jika Bontang sudah memasuki monitoring nyamuk dewasa ke tiga dan seharusnya sudah 50% nyamuk di wilayah impelementasi mengandung wolbachia.
“Bontang Barat, Bontang Utara dan Selatan semuanya belum mencapai 50%” imbuhnya
“Tentunya nyamuk berwolbachia ini bukan penyebab DBD” tambahnya.
Perlu diketahui, jika telur nyamuk berwolbachia yang telah dilepaskan pada ember nyamuk berwolbachia, sudah melewati berbagai tahapan proses quality control di laboratorium dan memastikan jika telur nyamuk tersebut bebas dari virus dengue, zika, maupun chikungunya.
Bakteri wolbachia tidak menular kepada manusia atau hewan vertebrata lainnya, dan tidak menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. Wolbachia dalam tubuh nyamuk aedes aegypti dapat menurunkan virus DBD, sehingga mengurangi penularan demam berdarah dengue itu sendiri.
Siti juga menerangkan ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat luas yang masih awam mengenai nyamuk wolbachia itu sendiri. Maka dari itu, dalam setiap evaluasi yang dilakukan akan selalu melibatkan promosi kesehatan (promkes) dari setiap puskesmas maupun Diskominfo.
”Harapannya tim promkes, dinas dan diskominfo dapat membantu kami. Setiap pertemuan, informasi mengenai wolbachia kami sebarkan juga agar dapat mengedukasi masyarakat, baik dituangkan dalam tulisan, gambar, video, pamflet atau media informasi lainnya” harap dia. (*)
Discussion about this post