Pranala.co, BONTANG – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menyerukan ajakan menegur pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) jika tidak melayani dengan baik.
“Tegur kami apabila tidak melayani dengan baik,” kata Neni, Rabu (30/7/2025).
Langkah pertama: kotak saran di setiap instansi, termasuk di RSUD Taman Husada. Benda sederhana ini dijadikan ruang resmi untuk menampung keluhan, kritik, dan harapan warga.
“Ini bukan formalitas. Kadang kritik paling jujur datang dari warga yang diam-diam kecewa,” ujar Wali Kota Neni.
Langkah kedua: semua pegawai wajib mengenakan name tag. Bukan sekadar identitas, tapi bentuk tanggung jawab personal. Warga bisa tahu siapa yang benar-benar melayani, dan siapa yang hanya bersikap manis saat dilihat atasan.
Kalau ada pegawai yang bekerja ogah-ogahan? Langsung catat namanya dan sampaikan di kotak saran. Tak perlu takut, tak perlu malu. Pemerintah siap menerima kritik.
Menurut Neni, pelayanan publik yang baik tak cukup lewat rapat atau laporan formal. Perubahan sejati lahir dari interaksi nyata dengan warga. Karena itu, warga diminta berani bersuara, menyampaikan unek-unek, dan ikut menjadi pengawas layanan.
“Kita ingin masyarakat ikut mengawasi. Ini bentuk keterbukaan. Karena pelayanan publik bukan untuk pencitraan, tapi harus dirasakan manfaatnya,” tegasnya.
Program kotak saran dan name tag ini disebut Neni sebagai bentuk inovasi pelayanan publik yang lebih manusiawi. Pemerintahan yang tak sekadar administratif, tapi hadir mendengarkan, merespons, dan mau dikritik.
“Pelayanan yang baik tidak dibentuk dari sistem yang kaku. Tapi dari kejujuran dan keberanian menerima kritik,” ujarnya. (FR)








