Ujian Tanpa Kertas, Bontang akan Bagikan 3 Ribu Tablet untuk Siswa

Suriadi Said
7 Mei 2025 21:23
3 menit membaca

Bontang, PRANALA.CO – Ada kabar segar bagi pelajar SD dan SMP di Kota Bontang. Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang tengah menyiapkan program ambisius: membagikan 3 ribu unit tablet untuk mendukung sistem pembelajaran dan ujian berbasis digital alias paperless.

Jika tak ada aral melintang, program ini mulai digulirkan pada anggaran pergeseran mendahului perubahan atau dalam APBD Perubahan 2025. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Bontang, Saparuddin, saat ditemui Senin (5/5/2025), menjelaskan bahwa prioritas pembagian tablet akan diberikan kepada siswa tingkat SMP terlebih dahulu.

“Kalau SMA sudah kewenangan provinsi,” ujarnya.

Program ini bukan sekadar bagi-bagi gadget. Ada visi besar di baliknya: meminimalkan kecurangan dalam ujian, mempercepat proses koreksi nilai, sekaligus mempermudah guru dalam pengisian rapor.

“Begitu siswa selesai ujian, nilainya langsung keluar. Guru tidak perlu lagi sibuk periksa lembar jawaban manual. Ini juga bisa mendorong siswa lebih jujur,” jelas Saparuddin.

Tak hanya guru, orang tua pun diajak turut serta memantau perkembangan nilai anak mereka. Melalui aplikasi yang terhubung langsung, wali murid bisa melihat hasil ujian tanpa harus menunggu rapor semester.

“Dengan sistem ini, orang tua bisa pantau nilai anaknya kapan saja. Jadi kalau nilainya kurang, tidak ada lagi protes-protes karena sistem yang langsung mengoreksi,” tambahnya.

Dibawa Pulang atau Dititip di Sekolah?

Terkait teknis penggunaan tablet, Disdikbud Bontang masih mengkaji apakah tablet akan dibawa pulang oleh siswa atau hanya digunakan di lingkungan sekolah. Saparuddin mengaku pihaknya berhati-hati dalam mengambil keputusan ini.

“Kalau dibawa pulang, khawatirnya malah dipakai main gim. Jadi kita akan koordinasi dulu dengan pihak sekolah,” ujarnya.

Tablet yang disiapkan memiliki spesifikasi menengah dan akan disesuaikan agar hanya dapat digunakan untuk kegiatan belajar.

“Spesifikasinya umum, bukan khusus pendidikan, tapi nanti kita atur agar hanya bisa dipakai belajar,” jelasnya.

Penting untuk diketahui, tablet yang dibagikan bukan hak milik siswa. Statusnya pinjam pakai, sama seperti laptop guru.

“Ini belanja modal, jadi bukan dibawa pulang untuk dimiliki. Sama seperti laptop guru, itu juga pinjam pakai,” kata Saparuddin.

SD Masih Dikaji

Untuk jenjang SD, Disdik Bontang belum memutuskan apakah tablet akan diberikan untuk seluruh jenjang atau hanya kelas 6. Kajian masih berjalan, mengingat kesiapan dan efektivitas penggunaan teknologi pada usia siswa SD perlu pertimbangan lebih matang.

“Kami masih lihat, apakah langsung dari kelas 1 atau mulai kelas 6 saja. Kita pertimbangkan matang-matang,” tutupnya.

Lewat program ini, Pemerintah Kota Bontang berharap langkah menuju digitalisasi pendidikan bisa semakin nyata. Tidak hanya membuat pembelajaran lebih efisien dan transparan, tetapi juga mempersiapkan generasi muda yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. (*)

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *