PRANALA.CO, Samarinda – Sistem pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus mencatatkan tren positif di Kalimantan Timur (Kaltim). Nominal transaksi pada kuartal II/2024 tumbuh signifikan sebesar 205,33% (year-on-year/yoy), mencapai total Rp2,17 triliun, meningkat dari Rp1,68 triliun pada kuartal sebelumnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim, Budi Widihartanto, menjelaskan bahwa volume transaksi juga menunjukkan peningkatan tajam sebesar 273,67% (yoy), jauh melampaui pertumbuhan pada kuartal I/2024 yang tercatat 191,21% (yoy), dengan total 15,13 juta transaksi.
“Peningkatan ini menunjukkan antusiasme masyarakat Kalimantan Timur dalam beralih ke pembayaran digital. Hal ini juga sejalan dengan upaya kami untuk memperluas inklusi keuangan melalui QRIS,” ujar Budi dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (22/11/2024).
Meski nominal dan volume transaksi meningkat, pertumbuhan jumlah pengguna dan merchant QRIS di Kaltim mengalami perlambatan. Pada kuartal II/2024, jumlah pengguna QRIS tumbuh sebesar 42,18% (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal I/2024 yang mencapai 70,35%. Total pengguna QRIS kini mencapai 760.563, naik dari 744.469 di kuartal sebelumnya.
Sementara itu, jumlah merchant QRIS tumbuh 35,09% (yoy), dengan total 521.350 merchant yang kini terdaftar. Di sisi lain, aliran uang kartal pada kuartal II menunjukkan kondisi net inflow sebesar Rp1,39 triliun, berbeda dengan kondisi net outflow sebesar Rp2,14 triliun pada kuartal I.
Budi menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan fenomena musiman, terutama pasca perayaan hari besar keagamaan nasional (HBKN), di mana uang yang keluar pada periode tersebut kemudian kembali masuk ke sistem keuangan.
Budi juga menyoroti penurunan Uang Layak Edar (ULE) sebesar 6,75% (yoy), meski kondisi ini lebih baik dibandingkan penurunan 14,26% (yoy) pada kuartal I. Nominal dropping ULE tercatat Rp1,43 triliun, naik dari Rp1,06 triliun pada periode sebelumnya.
Dalam kebijakan Clean Money Policy, penyerapan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) juga turun tajam sebesar 58,69% (yoy), dengan nominal sebesar Rp0,18 triliun.
Peningkatan signifikan pada transaksi QRIS, meski diiringi perlambatan pertumbuhan pengguna, menegaskan potensi besar pembayaran digital di Kaltim. Dengan infrastruktur yang terus diperkuat dan adopsi masyarakat yang kian meluas, QRIS diprediksi akan terus menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi digital di wilayah ini.
“Ke depan, Bank Indonesia bersama mitra akan terus mendorong inovasi untuk memastikan masyarakat mendapatkan kemudahan akses ke sistem pembayaran digital yang aman, efisien, dan inklusif,” tutup Budi. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post