BONTANG – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Kota Bontang memastikan tidak ada pembangunan jembatan baru pada tahun ini. Terbatasnya anggaran menjadi penyebab utama tertundanya penggantian infrastruktur jembatan dari material kayu ke beton.
Kabid Bina Marga Dinas PU-PR, Anwar Nurdin, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki anggaran khusus untuk rehabilitasi jembatan tahun ini.
“Khusus tahun ini, anggaran untuk rehabilitasi jembatan tidak ada, terutama untuk infrastruktur yang berada di bawah kewenangan Dinas PU-PR,” ujarnya, Rabu (19/2/2025).
Salah satu yang terdampak adalah jembatan di Guntung yang masih akan menggunakan jembatan bailey, karena belum tersedia anggaran untuk pembangunan jembatan permanen. Jembatan bailey tersebut sebelumnya digunakan di Kilometer 8, Jalan Poros Bontang-Samarinda.
“Untuk tahun ini, Guntung tetap menggunakan jembatan bailey,” tambahnya.
Pada dasarnya, pembangunan jembatan merupakan tanggung jawab pemerintah kota setelah pihak perusahaan membangun jalan di akses alternatif tersebut. Tahun lalu, Pemkot Bontang berhasil membangun tiga jembatan dengan anggaran miliaran rupiah.
Tiga jembatan yang telah dibangun tahun lalu adalah jembatan penghubung RT 7 Kanaan dengan RT 21 Gunung Telihan, yang menelan anggaran Rp 3,1 miliar dari dana bagi hasil sawit. Kemudian, jembatan di depan SMPN 7 yang menghabiskan Rp 5,1 miliar, meski sempat menuai kontroversi karena konstruksinya menutup akses masuk sekolah.
Akhirnya, pihak kontraktor terpaksa menjebol dinding samping sekolah sebagai jalur keluar-masuk siswa dan guru. Terakhir, pembangunan jembatan di Balai Benih Ikan (BBI) dengan nilai kontrak sebesar Rp 10,8 miliar.
Meski tidak ada pembangunan jembatan baru tahun ini, pemerintah tetap berupaya mengoptimalkan pemeliharaan infrastruktur yang ada demi kelancaran mobilitas masyarakat. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post