PRANALA.CO – Kebutuhan tabung oksigen kian meningkat seiring dengan kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah daerah, termasuk di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim). Kendati begitu, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan menyatakan ketersediaannya masih cukup memenuhi kebutuhan.
Di Balikpapan, pasokan tabung oksigen tak hanya disalurkan ke sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 saja, tapi juga dua pusat isolasi, yakni Embarkasi Haji Batakan dan Hotel Grand Tiga Mustika.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengungkapkan, dua pusat isolasi ini mesti memiliki antisipasi tabung oksigen. Pasalnya bisa jadi kondisi pasien semakin berat, sedangkan rumah sakit saat itu sedang penuh.
“Makanya tim medis di embarkasi misalnya, harus bisa merawat. Di tiap tempat isolasi ada tim medis yang memantau jika pasien membutuhkan oksigen,” jelas Dio, sapaan Andi Sri Juliarty.
Jubir Satgas COVID-19 Balikpapan ini juga menerangkan, sebenarnya untuk orang tanpa gejala (OTG) atau dengan gejala ringan tidak perlu bantuan oksigen. Sehingga, dirinya meminta agar masyarakat tidak panik membeli oksigen sendiri.
“Karena pemakaian juga atas indikasi dan instruksi dari dokter,” katanya.
Ia mengungkapkan, bagi masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah sebaiknya memiliki pulse oximeter atau alat untuk mengukur kadar oksigen darah.
“Ini alat yang dipasang di jari. Untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah. Standarnya minimal 95 persen. Jika di bawah itu silakan melaporkan kepada tim pemantau isolasi mandiri dari puskesmas terdekat,” jelas Dio.
Ia menegaskan, bagi warga yang melakukan isolasi mandiri wajib melaporkan kepada ketua RT maupun Puskesmas wilayahnya. Jangan sampai melakukan isolasi mandiri tanpa diketahui oleh siapa-siapa.
“Kemudian jika ada keluhan sesak napas dan saturasi oksigen di bawah 95 persen, maka tim pemantau dari Puskesmas yang akan menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi oksigen,” terang Dio.
Dalam keadaan kasus yang melonjak seperti saat ini, apabila rumah sakit penuh maka rujukan bisa ke embarkasi haji atau hotel isolasi tersentralisasi.
Ditambahkan Kepala Seksi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Yogik Wahyudianto, pada dasarnya ketersediaan tabung oksigen di kota Balikpapan saat ini masih cukup. Kendati ia berharap tidak ada lonjakan pasien COVID-19 lagi.
Selama ini Dinkes Kota Balikpapan melakukan pengawasan melalui koordinasi dengan penyedia tabung oksigen. Bagaimana kemampuan mereka dalam melayani fasilitas kesehatan yang memerlukan oksigen.
“Harapannya ketersediaan oksigen ini selalu terpenuhi untuk semua fasilitas kesehatan di Balikpapan. Pengadaan tabung oksigen ini bersamaan dengan distributor alat kesehatan,” katanya.
Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima distribusi oksigen ini antara lain rumah sakit, puskesmas, klinik, dan tempat isolasi tersentralisasi.
Ia mengakui, jika dilihat selama ini belum ada laporan kekurangan oksigen di fasilitas kesehatan. Meskipun saat ini permintaan oksigen meningkat, dari fasilitas kesehatan juga sebisa mungkin mengatur penggunaan tabung oksigen ini.
“Karena dalam pengisian tabung yang kosong ke penyedia membutuhkan waktu. Istilahnya fasilitas kesehatan jangan sampai mendadak dalam mengisi tabung oksigen yang kosong di penyedia,” terang Yogik.
Karena jika mereka meminta pengisian secara mendadak, bisa terjadi penumpukan di penyedia oksigen. “Jika begitu bisa berakibat penyedia kewalahan dan tidak maksimal dalam melayani kebutuhan,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini ada sekitar tujuh atau lebih distributor alat kesehatan. Di antaranya ada yang juga sebagai penyedia oksigen. Diakuinya, ada sedikit kenaikan harga tabung oksigen ini. Dari yang sebelumnya Rp1,2 juta menjadi Rp1,5 juta. Harga ini mencakup regulatornya, trolly, serta oksigen dengan ukuran 1 kubik.
“Oleh karena itu kami berharap tidak ada kenaikan harga lagi. Terutama yang perlu diwaspadai adalah saat hari libur jangan sampai lupa mengecek tabung,” katanya.
Pasalnya jika sampai pengecekan tabung tidak dilakukan jelang hari libur, maka bisa menumpuk tabung kosongnya. “Jadi sebelum libur harus segera diisi ke penyedia,” imbaunya.
Dua rumah sakit rujukan COVID-19 di Balikpapan yakni RSUD Beriman Balikpapan dan RS Kanudjoso Djatiwibowo sejauh ini tidak pernah kehabisan persediaan oksigen.
Seperti yang disampaikan Direktur RSUD Beriman Ratih Kusuma. Menurutnya, ketersediaan tabung oksigen di rumah sakit tersebut selama ini masih cukup. “Kami melakukan pengisian sesuai kebutuhan,” katanya.
Untuk pasien COVID-19 di IGD RSUD biasanya yang membutuhkan bantuan oksigen dari tabung. mereka biasanya memiliki gejala sesak napas, atau adanya penurunan saturasi oksigen di darahnya.
“Untuk pasien isolasi mandiri, mungkin ada saja yang membutuhkan oksigen, biasanya yang gejala sesak,” ujarnya.
Senada, Direktur RS Kanudjoso Djatiwibowo, Edy Iskandar juga mengungkapkan hal serupa. Sejauh ini ketersediaan oksigen dari suplier masih mencukupi.
Menurutnya suplai oksigen isi ulang selama ini selalu memprioritaskan fasilitas kesehatan. Sehingga dirinya pun tidak terlalu khawatir ketersediaan dari penyedia. Kendati memang ada juga yang menjual.
“Selagi masih mencukupi stoknya untuk fasilitas kesehatan yang merawat pasien dengan kebutuhan oksigen, maka tidak ada masalah,” katanya. (*)
Discussion about this post