Sudah 19 Tahun Diajukan, Geopark Nasional Karst Sangkulirang Belum Juga Diakui

Suriadi Said
14 Jun 2025 16:18
2 menit membaca

Pranala.co, SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) kembali menagih janji pusat. Usulan agar kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat diakui sebagai Geopark Nasional hingga kini belum mendapat respons resmi.

Padahal, usulan tersebut telah diajukan sejak tahun 2005. Luas kawasan yang diajukan tak main-main: 550 ribu hektare.

“Ini belum ada tindak lanjut secara nasional. Mudah-mudahan pemerintah pusat segera menunjukkan rasa tanggung jawabnya,” kata Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, di Sangatta, Jumat (13/6/2025).

Di kawasan karst tersebut, terdapat lukisan telapak tangan purba yang melekat di dinding goa-goa di Kecamatan Karangan. Masyarakat setempat menyebutnya “Goa Telapak Tangan”.

Lukisan itu bukan sembarangan.

Penelitian arkeolog sejak 1990-an menyebut lukisan tangan tersebut berumur sekitar 40 ribu tahun Sebelum Masehi.

“Dari penelitian yang kami ketahui, karst Sangkulirang memiliki nilai arkeologi yang luar biasa,” tegas Ardiansyah.

Tak heran jika kawasan ini kerap menjadi sorotan peneliti dunia.

Pemerintah daerah, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan telah melakukan berbagai langkah untuk menyelamatkan warisan budaya ini.

Sudah 19 Tahun Diajukan, Geopark Nasional Karst Sangkulirang Belum Juga Diakui

Langkah itu disampaikan langsung Padliyansyah, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim.

“Kami sudah mengusulkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, memasukkan dalam perencanaan daerah, menetapkan sebagai kawasan lindung geologis dalam RTRW, hingga menjalankan program edukasi publik,” jelasnya.

Menurut Padliyansyah, semua langkah ini bertujuan menjaga sejarah dan identitas budaya Kutai Timur.

Saat ini, Pemkab Kutim juga tengah menyusun Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan Karst. Regulasi ini dirancang untuk mendukung pengembangan ekowisata berbasis konservasi sekaligus melindungi kawasan dari ancaman industri.

“Kami ingin memastikan warisan ini tidak rusak. Karst Sangkulirang bukan hanya aset Kutim, tapi juga warisan dunia,” tutup Padliyansyah.

[HAF]

 

Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *