Sangatta, PRANALA.CO – Sore itu, Sungai Sangatta mengalir tenang di bawah langit yang mulai berwarna jingga. Anak-anak Kampung Kajang, Kelurahan Singa Geweh, asyik bermain air, tanpa menyadari bahaya yang mengintai di kedalaman.
Sabtu (26/4/2025) sekira pukul 16.20 Wita, keriangan itu berubah menjadi jeritan. Fiki, bocah 10 tahun, tiba-tiba ditarik ke dalam air. Ia sempat berteriak minta tolong, berusaha meraih batang bambu di tepi sungai, namun dalam sekejap tubuhnya hilang dibawa arus, diduga diterkam buaya.
Peristiwa tragis ini disaksikan langsung oleh Samariah (22) dan Tika (14), warga RT 34 Kampung Kajang. Mereka melihat bagaimana Fiki, yang sejak pukul tiga sore berenang bersama enam temannya — Iki, Atung, Niki, Fuji, Opal, dan Mamat — tak sempat menyelamatkan diri.
Mendengar kabar itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bergerak cepat. Kepala BPBD Kutim, M Idris Syam, mengonfirmasi bahwa tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD Kutim, RAPI, ORARI, dan relawan lainnya telah diterjunkan.
“Kami langsung bergerak setelah menerima laporan. Tim saat ini menyisir Sungai Sangatta di sekitar lokasi kejadian,” ujar Idris.
Pencarian berlangsung intensif. Perahu-perahu kecil menyusuri sungai, sementara mata-mata tajam meneliti setiap gerakan di permukaan air. Harapannya satu: menemukan Fiki secepat mungkin.
Untuk sementara waktu, BPBD Kutim mengimbau warga agar tidak beraktivitas di sekitar sungai. Keselamatan menjadi prioritas utama, mengingat ancaman serupa masih mungkin terjadi.
Di tengah upaya pencarian yang berlangsung hingga malam, suasana di Kampung Kajang diliputi kecemasan. Sungai yang biasanya jadi tempat bermain anak-anak, kini berubah menjadi simbol duka dan harapan. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post