SEKOLAH di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur bersiap menggelar kegiatan belajar mengajar tatap muka. Hanya saja, tidak menyeluruh. Disesuaikan dengan kesiapan sekolah dan kondisi masing-masing kecamatan.
Kepala Dinas Pendidikan Berau, Murjani bilang, ada empat kecamatan belum direkomendasikan tatap muka. Yakni, Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung Tabung, Sambaliung dan Teluk Bayur. Empat kecamatan ini akan tetap melakukan sekolah via daring.
Kebijakan membuka sekolah di sebagian kecamatan, setelah pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak. Serta melihat perkembangan kasus COVID-19 di Berau.
Murjani mengaku Surat Edaran (SE) Bupati Berau bakal segera disebar ke lembaga pendidikan di Berau. “Sementara menunggu diteken bupati. Kalau sudahm segera disebarkan,” jelasnya.
Murjani menambahkan, sekolah yang diperbolehkan melakukan KBM wajib menerapkan protokol kesehatan. “Social distancing, memakai masker, cuci tangan dan lainnya,” ungkapnya.
Terkait standar operasional prosedur (SOP), jumlah siswa bakal dibatasi. Jika biasanya 32 siswa per kelas, dikurangi separuh. Pihaknya akan mengatur teknis agar siswa dapat bergantian masuk.
Memang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan sekolah di kabupaten atau kota yang masuk zona hijau dan kuning, yakni zona potensi penyebaran Covid-19 rendah dan sedang, bisa kembali melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka sambil menerapkan protokol kesehatan.
Di Kaltim, berdasarkan data peta Risiko Covid-19 per 2 Agustus 2020, ada 4 daerah yang masuk zona kuning, yakni Berau, Kutai Barat, Penajam Paser Utara, dan Kutai Timur. Sementara zona hijau, Mahakam Ulu.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Anwar Sanusi menyatakan, pihaknya tidak akan terburu-buru menetapkan pembelajaran tatap muka. Sesuai arahan Kemendikbud, pembelajaran tatap muka harus mendapat persetujuan dari pemerintah daerah, kepala sekolah, dan orangtua siswa yang tergabung dalam komite sekolah.
“Harus ada persetujuan dari gubernur dan orangtua siswa, dulu,” jawab Anwar Sanusi.
Penerapan kebijakan pembelajaran tatap muka di Kaltim, tegas dia, harus dilakukan hati-hati. Terlalu berisiko jika menerapkan pembelajaran tatap muka di saat jumlah kasus Covid-19 di Kaltim sedang tinggi-tingginya seperti saat ini. (*)
Discussion about this post