pranala.co – Beberapa waktu lalu tepatnya (10/8) masyarakat Indonesia dihebohkan Kasus suntik ‘vaksin kosong’ kepada warga di Pluit, Jakarta Utara. Polisi menemukan adanya unsur kelalaian tenaga vaksinator terkait kejadian tersebut.
Tak hanya itu, kasus serupa terjadi di Jerman dan India yang melakukan sebuah praktik manipulasi mengganti cairan vaksin Covid-19 dengan larutan air garam.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satgas Covid-19 Bontang, Adi Permana meyakinkan masyarakat bahwa praktik tersebut tak akan terjadi di Bontang. Pasalnya, saat dilakukan proses distribusi vaksin hingga tersalurkannya ke masyarakat melalui prosedur ketat.
“Saat vaksin itu tiba di Bontang kan langsung dibawa ke gudang farmasi itu pun dikawal oleh teman-teman polres. Jadi, kami mengikuti prosedur yang ada dan kami pastikan Bontang tak ada kasus serupa,” ujarnya pada pranala.co melalui sambungan seluler, Sabtu (14/8).
Guna menjaga keaslian vaksin itu sendiri, Adi bilang bahwa di gudang farmasi dilakukan serangkaian pengawasan. Seperti, penjagaan oleh tim tenaga kesehatan (nakes) secara berkala dan penempatan vaksin di dalam kulkas berlapis.
“Di gudang farmasi itu kan dijaga oleh dua orang walaupun hari libur. Apalagi kalau mau mengakses vaksin itu sendiri harus melewati pintu utama kemudian pintu ruangan vaksin. Belum lagi vaksin yang berada di kulkas itu kan dikunci,” bebernya.
Menurutnya, supaya masyarakat yakin dengan keaslian vaksin itu sendiri mereka harus memperhatikan petugas yang mengisi vaksin ke dalam jarum suntik serta memastikan botol vaksin masih bersegel dan memiliki label agar terhindar dari kasus pemalsuan vaksin.
“Nah kalau seandainya ada kecurigaan bisa menghubungi kami,” ucapnya. (*)
Discussion about this post