MELONJAKNYA kasus virus corona atau COVID-19 di Balikpapan membuat rumah sakit kewalahan. Jumlah pasien COVID-19 telah melebihi kapasitas rumah sakit.
Daya tampung rumah sakit di Kota Minyak ini hanya untuk 212 pasien, namun kini jumlah pasien mencapai 221 orang.
“Jadi kita bisa bayangkan keadaan rumah sakitnya. Daya tampungnya sudah melebihi sekali,” ujar Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Senin (31/8) saat press rilis di halaman kantornya.
Lanjut dia, terpaksa dengan keadaan saat ini, rumah sakit akan menerima pasien dengan menggunakan skala proritas.
Saat dikonfirmasi mengenai keadaan rumah sakit rujukan COVID-19 yang saat ini penuh, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, membenarkan hal tersebut.
Dokter yang akrab disapa Dio ini menjelaskan Embarkasi Haji Balikpapan saat ini telah beroperasi sebagai tempat isolasi pasien konfirmasi COVID-19 tanpa gejala serta pasien dengan gejala ringan.
Sementara itu, Dio juga menjelaskan pihaknya memindahkan sebagian pasien konfirmasi dengan gejala ringan ke RS AURI (RS TNI AU Lanud) Balikpapan.
“Rumah Sakit Beriman Balikpapan besok (hari ini) sudah buka. Rumah Sakit AURI juga, sudah ada beberapa pasien kita transfer ke sana. Beberapa pasien dengan gejala ringan sudah dikirim ke AURI. Karena baru hari ini (jumlah pasien) lebih dari kapasitas,” jelas Dio.
Pada Embarkasi Haji Balikpapan saat ini ada 9 pasien. Tempat yang sering disebut sebagai Asrama Haji Batakan ini menjadi harapan untuk menampung pasien COVID-19. Terdapat 226 kamar yang disiapkan. Namun jika pasien terus bertambah dikhawatirkan asrama haji juga akan penuh.
Jika hal tersebut terjadi, maka pilihan pertama, Embarkasi Haji Balikpapan akan naik status menjadi rumah sakit darurat.
“Atau yang kedua, rumah sakit rujukan menambah lagi kapasitasnya. Terutama Kanujoso yang menjadi rumah sakit rujukan nasional,” ucapnya.
Selain itu, saat ini Pemerintah Kota Balikpapan juga mulai mempersiapkan keperluan untuk membuat rumah sakit darurat.
Dio menerangkan, untuk persiapan rumah sakit darurat, diantaranya dengan mengajukan proposal ke Pemerintah Provinsi Kaltim mengenai ketersediaan alat medis.
Sementara untuk tenaga medis dan tenaga pendukung lainnya, seperti keamanan dan relawan PMI telah siap.
“Jadi kita mengirim proposal dulu ke provinsi, Bapak Gubernur untuk bantuan operasionalnya, yaitu alat medisnya. Kalau tempat kan kita sudah ada,” tuturnya. (*)
Discussion about this post