PRANALA.CO, Balikpapan – Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Kalimantan Timur kembali merilis perkembangan kasus COVID-19 di Klinik Juanson, Balikpapan Selatan, Selasa [15/12]. Dalam rilis ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty menyampaikan penambahan 63 kasus terkonfirmasi positif per hari ini.
Dari 63 kasus tersebut, 15 diantaranya bergejala dan dirawat di rumah sakit. 14 kasus lainnya merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG), dan 23 kasus merupakan tracing atau pelacakan dari kasus sebelumnya.
Ini, lanjut dia, merupakan klaster keluarga yang cukup besar. “Klaster keluarga yang cukup besar, 11 orang. Lalu 1 kasus riwayat tracing di tempat kerja, 4 riwayat pelaku perjalanan, serta 6 kasus lanjutan rapid reaktif,” bebernya.
Juru Bicara Satgas COVID-19 ini juga menambahkan, ada 31 kasus sembuh. Dengan rincian, 5 diantaranya dari embarkasi haji, 1 pasien selesai perawatan di RS Pertamina Balikpapan, 1 dari RS Kanujoso Djatiwibowo, dan 24 usai isolasi mandiri.
Untuk kasus meninggal bertambah 1 yakni Bpn 5021 berjenis kelamin perempuan dengan usia 58 tahun. “Meninggal pada 13 Desember 2020 di RS Kanujoso Djatiwibowo,” sebutnya.
Selanjutnya Wali Kota Rizal Effendi juga menegaskan, penambahan yang mencapai 63 kasus ini menjadi perhatian pihaknya. Selain angkanya cukup tinggi ada juga klaster keluarga, ada klaster guru. Ini, menurut dia mesti diwaspadai.
“Ada klaster keluarga 11 orang, juga 2 dokter dan 1 perawat yang terkonfirmasi positif. Selain itu juga ada penambahan 7 orang guru terkonfirmasi positif,” bebernya.
Klaster keluarga, lanjutnya, pertama kali bersumber dari anggota keluarga yang merupakan tenaga medis. “Jadi ini dari beberapa mudah tertular tenaga medis dan kami tracing. Total ketemu 11 positif,” katanya.
Sementara untuk guru yang dinyatakan positif ada guru SD dan SMP. “Ini akan menjadi catatan kami, karena tentu akan dievaluasi apa sekolah bisa dibuka atau tidak. Kemudian juga ada beberapa kasus dari perusahaan yaitu Pertamina dan perbankan,” tegas Rizal.
Andi Sri menambahkan, pemeriksaan guru dilaksanakan dalam rangka deteksi dini simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Sampai kini sebanyak 2696 yang telah menjalani rapid test. Dari jumlah ini ada 409 yang reaktif. Namun, sampai batas akhir Sabtu lalu, hanya 321 guru yang datang swab.
“Jadi masih ada yang belum datang. Dari 321 orang ini ada yang dibantu Klinik Juanson untuk pemeriksaan swab, total positif mencapai 7 orang yang dirilis hari ini,” sebutnya.
Pihaknya juga telah menyampaikan kepada Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, agar 7 kasus positif ingin ditindaklanjuti dengan isolasi. “Tujuh orang guru ini sudah menjalani isolasi sejak kemarin dan tidak turun ke sekolah. Jadi mereka sudah menjalani isolasi sejak dinyatakan reaktif,” katanya.
Bagi guru yang belum periksa, lanjutnya, Satgas masih membuka layanan pemeriksaan swab. Dengan begitu tidak lagi melalui DKK Balikpapan. “Kami silakan guru langsung periksa ke lab Tirta,” katanya.
Dengan adanya lonjakan kasus ini, maka Wali Kota Balikpapan dua periode ini menyatakan per 15 Desember kasus positif mencapai 5023 orang. Dari kasus ini yang dirawat di rumah sakit menurutnya harus diwaspadai.
“Karena naik tinggi yang dirawat dari 176 menjadi 194. Jadi hampir dua per tiga kapasitas ruangan terisi pasien COVID-19. Dan harus diwaspadai lagi, beberapa rumah sakit ruang ICU nya sudah penuh,” jelasnya.
Hal ini menurutnya harus diwaspadai. Sampai kini pasien isolasi mandiri ada 289 orang, 2395 sembuh dan 245 meninggal dunia.
Dalam rilis ini juga disampaikan rekapitulasi pelanggaran yang mendapat penindakan dari Satpol PP Kota Balikpapan. Kepala Satpol PP Zulkifli menyebut, ada sampai saat ini 4963 orang yang telah ditindak atau dirazia per Selasa ini.
“Terdiri dari penindakan dengan sanksi denda mencapai 1407, sanksi masker 674, dan sanksi kerja sosial 2122,” sebutnya. [idn]
Discussion about this post