Pranala.co, SAMARINDA — Proyek Terowongan Samarinda kembali jadi sorotan publik. Sejumlah warga di sekitar lokasi mengeluh rumah mereka mengalami retak-retak. Diduga, getaran dari alat berat proyek menjadi penyebabnya.
Namun, pemerintah memastikan pengerjaan tetap berlanjut. Hanya saja, metode pengujian struktur proyek kini diubah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Desy Damayanti, menyampaikan pihaknya telah mengganti metode uji kekuatan struktur dari metode pukulan menjadi metode statis.
“Uji kemarin memang menggunakan metode pukulan. Setelah kami analisa, kami ubah metodenya. Ke depan akan memakai metode statis,” jelas Desy, Senin (3/11/2025).
Perubahan ini dilakukan untuk meminimalkan getaran yang bisa berdampak pada lingkungan sekitar proyek.
Desy menegaskan, pengujian yang dilakukan bukan pada struktur utama terowongan, melainkan pada pancang atau pondasi bawah tanah yang menjadi penopang bangunan.
“Ini bukan uji bangunan tunnel, tapi uji terhadap pancang kami. Itu berbeda,” tegasnya.
Terkait laporan warga soal retakan di rumah, tim dari Dinas PUPR dan PT Pembangunan Perumahan (PP) kini sedang melakukan pendataan dan verifikasi lapangan.
Desy menegaskan, pemerintah tidak akan mengambil keputusan berdasarkan asumsi.
“Secara teknis, kami harus punya data. Tidak bisa hanya berdasar laporan sepihak. Semua harus menilai bersama apakah kerusakan itu memang terjadi akibat pelaksanaan pembangunan tunnel,” ujarnya.
Soal kompensasi, Desy memastikan Pemerintah Kota Samarinda berhati-hati. Ganti rugi akan diberikan jika hasil kajian teknis membuktikan retakan benar diakibatkan oleh aktivitas proyek.
“Kalau pemerintah mau mengeluarkan uang, harus jelas dulu dasarnya. Kami diaudit, jadi tidak bisa sembarangan. Harus ada pembuktian teknis,” tandasnya.
Proyek Terowongan Samarinda merupakan salah satu proyek strategis kota yang diharapkan bisa mengurai kemacetan dan mempercepat mobilitas antarwilayah.
Namun di sisi lain, pemerintah berjanji tidak akan menutup mata terhadap dampak lingkungan dan keselamatan warga. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami










