pranala.co – Ratu Elizabeth II meninggalkan sebuah surat “rahasia” sebelum meninggal dunia pada Kamis (8/9/2022) pekan lalu. Surat rahasia ini ditujukan kepada warga Sydney, Australia. Isi suratnya belum diketahui. Pasalnya surat itu hanya boleh dibuka pada tahun 2085, dikutip dari laman The Independent, Kamis (15/9/2022).
Surat itu disembunyikan dalam sebuah kapsul waktu di sebuah gedung yang didedikasikan untuk nenek buyutnya, Ratu Victoria. Untuk merayakan renovasi Gedung Ratu Victoria pada 1986, Ratu Elizabeth II memberikan surat misterius kepada Wali Kota Sydney. Gedung Ratu Victoria pertama kali dibangun pada 1898.
“Pada hari yang tepat yang Anda pilih pada tahun 2085 Masehi, tolong Anda buka amplop ini dan sampaikan kepada masyarakat Sydney pesan saya kepada mereka,” jelas Ratu Elizabeth dalam instruksinya, menurut laman News.com.au.
Surat yang hanya bertanda “Elizabeth” itu disimpan dalam lemari kaca di area terlarang dalam gedung Ratu Victoria sejak Ratu Elizabeth menulisnya. Menurut laporan, bahkan staf pribadi ratu tidak mengetahui isi surat tersebut. Ratu yang berkuasa paling lama di Kerajaan Inggris itu tutup usia dalam usia 96 tahun, setelah 70 tahun bertakhta.
Delegasi Pemerintah China Ditolak Hadiri Pemakaman Ratu Elizabeth II
Delegasi pemerintah China dilarang menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II. Ketua House of Commons Sir Lindsay Hoyle menolak kehadiran delegasi China, karena mereka menjatuhkan sanksi terhadap anggota parlemen Inggris.
Tahun lalu, China memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset kepada sembilan warga Inggris termasuk tujuh anggota parlemen. Sanksi ini sebagai tanggapan atas pernyataan mereka yang menuduh Beijing menganiaya Muslim Uighur di Xinjiang. Langkah ini menyebabkan duta besar China untuk Inggris dan seluruh delegasi pemerintah China dilarang menghadiri pemakaman Ratu.
Menurut buku peraturan parlemen Erskine May, pada 1965 Ratu Elizabeth II menyetujui bahwa kendali Westminster Hall akan dibagi antara Lord Great Chamberlain yang ditunjuk oleh raja, dan ketua parlemen dari House of Commons atau majelis rendah dan House of Lords atau majelis tinggi.
Tidak ada penyebutan khusus mengenai kontrol akses terhadap negara tertentu. Tetapi undangan untuk pejabat asing di Westminster Hall, biasanya dikeluarkan berdasarkan kesepakatan antara Lord Great Chamberlain, majelis rendah, dan majelis tinggi.
Pada Kamis (15/9/2022) tujuh anggota parlemen dan pejabat lainnya, mendesak menteri luar negeri Inggris untuk menarik undangan kepada Presiden China Xi Jinping untuk menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II. Mereka mengatakan, tidak pantas bagi pemerintah China untuk hadir di pemakaman ratu, karena catatan hak asasi manusianya.
“Anda tidak dapat memiliki Zaman Keemasan, hubungan normal, dengan sebuah negara yang sekarang telah terungkap melakukan berbagai kekejaman yang dimilikinya, tidak terkecuali genosida terhadap Uighur, penindasan yang terjadi di Tibet untuk 60 hingga 70 tahun terakhir, dan sekarang apa yang kita lihat juga terjadi di Hong Kong,” ujar seorang anggota parlemen, Tim Laughton, dilansir BBC News, Jumat (16/9/2022).
Beberapa negara Barat telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat China menyusul tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap kelompok minoritas Uighur. China telah menahan warga Uighur di kamp-kamp penahanan di wilayah Xinjiang. China diduga melakukan penyiksaan, kerja paksa, dan pelecehan seksual terhadap warga Uighur.
China membantah tuduhan tersebut. China mengeklaim kamp-kamp itu adalah fasilitas pendidikan yang digunakan untuk memerangi terorisme. Presiden Xi Jinping ada dalam daftar tamu untuk upacara pemakaman kenegaraan. Tetapi dia diperkirakan tidak akan hadir. Para pejabat Inggris memperkirakan kehadiran Xi akan diwakilkan oleh Wakil Presiden Wang Qishan. Seorang juru bicara Downing Street mengatakan, negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Inggris harus diundang ke pemakaman kenegaraan. (*)
Discussion about this post