BALIKPAPAN, pranala.co – Kalimantan Timur (Kaltim) menempati peringkat teratas capaian rasio gini dibanding provinsi lain di wilayah Kalimantan. Meski begitu, Kaltim masih berada di bawah capaian rasio gini nasional sebesar 0,381 pada September 2021.
“Posisi kedua tertinggi ditempati oleh Kalimantan Selatan (Kalsel) sebesar 0,325 dan Kalimantan Tengah (Kalteng) di urutan ketiga sebesar 0,32,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltim Ricky P Gozali, Senin (27/6/2022).
BACA JUGA: Modus Berinvestasi di Koperasi, IRT di Balikpapan Ini Tipu Ratusan Juta
Tambahan informasi. Rasio gini menunjukkan ketimpangan pendapatan di sebuah wilayah, di mana wilayah tersebut dikategorikan mengalami ketimpangan pendapatan apabila angka rasio gini mendekati 1.
Sebaliknya, semakin mendekati 0 maka perbedaan pendapatan antara golongan berpendapatan tertinggi dan terendah semakin kecil.
Ditambahkan Ricky, derajat ketimpangan pendapatan masyarakat di Kaltim kurun September 2021 menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Ketimpangan pendapatan yang tercermin dari rasio gini di Kaltim menurun dari 0,335 pada bulan September 2020 menjadi 0,331 pada bulan September 2021.
“Tingkat kemiskinan Kaltim tahun 2021 menurun menjadi 6,27 persen dari 6,64 persen pada tahun 2020,” jelas Ricky.
Menurut Ricky, hal tersebut disebabkan menurunnya jumlah penduduk miskin sebesar 5,57 persen secara tahunan atau Year-On-Year (yoy) dari 243.990 jiwa pada tahun 2020 menjadi 233.130 jiwa.
Secara spasial, wilayah dengan jumlah miskin terbanyak berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). “Kondisi tersebut tidak banyak berubah dalam lima tahun terakhir,” terang Ricky.
BACA JUGA: Oknum ASN Korupsi Pajak Samsat Berau, Negara Merugi Rp6 Miliar
Adapun, Ricky menuturkan bahwa terdapat 62.360 jiwa penduduk miskin di Kukar yang menyumbang 25,79 persen total penduduk miskin Kaltim sepanjang 2021, disusul Kota Samarinda sebanyak 42.840 jiwa penduduk dengan pangsa 17,72 persen.
Sementara itu, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) merupakan daerah dengan jumlah penduduk miskin paling rendah, yakni sebanyak 3.180 jiwa atau 1,32 persen dari total penduduk miskin pada tahun 2021.
Apa Arti Rasio Gini
Rasio Gini atau koefisien adalah alat mengukur derajat ketidakmerataan distribusi penduduk. Ini didasarkan pada kurva Lorenz, yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variable tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi uniform (seragam) yang mewakili persentase kumulatif penduduk.
Garis diagonal mewakili pemerataan sempurna. Koefisien Gini didefinisikan sebagai A/(A+B), dimana A dan B seperti yang ditunjukkan pada grafik. Jika A=0 koefisien Gini bernilai 0 yang berarti pemerataan sempurna, sedangkan jika B=0 koefisien Gini akan bernilai 1 yang berarti ketimpangan sempurna.
Manfaat, digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh.
Rumus
GR : Koefisien Gini
fpi : frekuensi penduduk dalam kelas pengeluaran kei
Fci : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran kei
Fci1 : frekuensi kumulatif dari total pengeluaran dalam kelas pengeluaran ke (i1)
Interpretasi
Koefisien Gini berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila koefisien Gini bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan apabila bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna.
Sumber Data
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) (das)
Discussion about this post