BALIKPAPAN – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melaporkan bahwa progres pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan telah mencapai 92,42 persen per Februari 2025. Proyek ini ditargetkan rampung pada September 2025 dan diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi minyak nasional secara signifikan.
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman, menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan percepatan pembangunan melalui pemantauan dan pengendalian progres kontraktor.
“Termasuk juga penambahan sumber daya manusia, pengadaan pelatihan, dan spare parts oleh Pertamina,” kata Taufik dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR di Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Kilang Balikpapan saat ini tengah menyelesaikan proses upgrading dan revamping Crude Distillation Unit (CDU) 4 yang akan meningkatkan kapasitas dari 260 ribu barel per hari (bph) menjadi 360 ribu bph.
Selain itu, proyek ini juga mencakup pembangunan unit Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) dan nafta block yang akan memperluas kapasitas pengolahan hingga 1,15 juta bph. Nantinya, kilang ini akan memproduksi berbagai produk bernilai tinggi, seperti bahan bakar minyak (BBM), elpiji (LPG), dan petrokimia.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong Pertamina untuk mempercepat penyelesaian proyek RDMP. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menargetkan proyek ini rampung pada Juni atau Juli 2025.
“Dengan segala cara, selesai Juni atau Juli 2025 lebih baik. Setelah rampung, kapasitas pengolahan kilang ini akan mencapai 360 ribu barel per hari,” ujarnya usai meninjau proyek tersebut akhir pekan lalu.
Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi sebesar USD 7,4 miliar. Dari jumlah tersebut, USD 4,3 miliar berasal dari ekuitas, sedangkan USD 3,1 miliar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA). Menurut Bahlil, proyek ini memegang peran strategis dalam mewujudkan ketahanan energi nasional, sejalan dengan program Asta Cita yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto.
Kilang RU V Balikpapan sendiri merupakan kilang pengolahan minyak terbesar kedua di Indonesia, dengan kapasitas awal 260 kilo barrel per day (KBPD), atau 25,2% dari total kapasitas kilang Pertamina. Kilang ini berdiri di lahan seluas 283,82 hektare dan mempekerjakan 1.771 orang.
Melalui proyek RDMP, kapasitas kilang akan meningkat menjadi 360 KBPD, kualitas produk akan ditingkatkan dari standar EURO II menjadi EURO V, produksi BBM naik dari 197 KBPD menjadi 339 KBPD, dan produksi LPG melonjak dari 48 kilo tonnes per tahun (KTPA) menjadi 384 KTPA. (*)
Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp kami
Discussion about this post